PERANCANGAN GAME “JELAJAH SATWA” UNTUK MENGENALKAN PERMAINAN PAPAN TRADISIONAL ANAK

Authors

  • Rizky Nur Annisa prodi DKV Kediri UDINUS
  • Khamadi Khamadi prodi DKV Kediri UDINUS
  • Yanuar Rahman Telkom University
  • Dibyo Adi Wibowo

DOI:

https://doi.org/10.33633/ctr.v3i3.7443

Abstract

Pengenalan anak terhadap permainan tradisional khususnya permainan jenis olah pikir seperti permainan papan bas-basan sepur sangat kurang. Anak lebih mengenal permainan papan digital atau digital board game karena mudah diakses. Pentingnya nilai budaya dan sosial dalam permainan tradisional menjadi alasan utama dalam upaya proses pelestarian. Penelitian ini bertujuan untuk mengenalkan permainan tradisional bas-basan sepur dengan mengadaptasikan board game modern. Metode penelitian secara deskriptif kualitatif dengan metode analisis menggunakan Multimedia Development Life Cycle (MDLC) yang terdiri dari Concept, Design, Material, Asembly, Testing, dan Distribution. Hasil penelitian berupa permainan papan digital yang mengadaptasikan aturan dan desain bas-basan sepur dengan memberikan unsur cerita pengenalan satwa endemic Indonesia sebagai konten permainan agar menarik minat anak.

References

Dharmamulya, S; dkk. 1993. Transformasi Nilai Melalui Permainan Rakyat Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta: Dept. of Education and Culture.

Dharmamulya, S; dkk . 2008. Permainan Tradisional Jawa. Yogyakarta: Kepel Press Puri Arsita A-6.

Misbah, I.H. 2007. Peran Permainan Tradisional Yang Bermuatan Edukatif Dalam Menyumbang Pembentukan Dan Identitas Bangsa. Bandung: IPI.

Purwaningsih, E . 2006. Permainan Tradisional Anak:Salah Satu Khasanah Budaya Yang Perlu Dilestarikan. Jantra History and Culture Jurnal, Vol 1[1], 40-46. Yogyakarta: Dept. of Culture and Tourism.

Sukirman, dkk. 2004. Permainan Tradisional Jawa. Yogyakarta: Kepel Press

Downloads

Published

2021-12-08

How to Cite

Annisa, R. N., Khamadi, K., Rahman, Y., & Wibowo, D. A. (2021). PERANCANGAN GAME “JELAJAH SATWA” UNTUK MENGENALKAN PERMAINAN PAPAN TRADISIONAL ANAK. CITRAKARA, 3(3), 363–370. https://doi.org/10.33633/ctr.v3i3.7443