GAYA RETORIKA KEPALA NEGARA RI: ANALISIS KOMPARATIF SUSILO BAMBANG YUDHOYONO (SBY) DAN JOKO WIDODO

Dwi Sulistiyani, Mukaromah Mukaromah

Abstract


Abstrak


Penelitian ini membahas tentang kanon gaya retorika (Chanon Rethoric) kepala negara, yaitu Susilo Bambang
Yudhoyono dan Joko Widodo. Baik Susilo Bambang Yudhoyono maupun Joko Widodo memiliki gaya retorika
yang berbeda dan karakter pribadi yang masing-masing memiliki keunikan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi gaya retorika SBY dan Jokowi, berfokus pada saat mereka memimpin Sidang Kabinet
Paripurna. Dalam penelitian, penulis menggunakan teori kode verbal dan kode nonverbal dan menggunakan
pendekatan kualitatif dengan metode analisis deskriptif dengan teknik triangulasi. Objek penelitian ini
berupa video rekaman pidato SBY dan Jokowi dalam memimpin sidang kabinet paripurna. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dalam menyampaikan materi pidato, gaya bicara SBY teratur, kaku, dan menggunakan
istilah yang panjang. SBY lebih mengutamakan kode verbal dibandingkan dengan non verbal karena mampu
membentuk bahasa (langue) yaitu fonologi (tata bunyi), morfologi (pembentukan kata), dan sintaksis
(pembentuk kalimat). Gerakan bahasa isyarat adaptor SBY yang paling banyak ditemui terutama objek adapter
yang ditujukan pada gadget canggih yang dibawanya untuk membantunya mengingat isi materi
pidato. Sedangkan gaya retorika Jokowi menggunakan bahasa percakapan (parole), yaitu menggunakan
bahasa keseharian dan mudah dipahami oleh semua kalangan, kata-kata yang merakyat, dan lebih to the
point. Bahasa tubuh (body language) Jokowi juga membantu memudahkan pesan pidato dapat tersampaikan
dengan jelas. Hal ini menandakan bahasa non verbal kinesics lebih dominan karena ekspresi Jokowi berubahubah
mengikuti pesan yang disampaikan
dan gerakan
yang
dilakukan.


Kata Kunci: Kanon Retorika, Gaya Retorika, Teori Kode Verbal dan Nonverbal.


Abstract
This study discusses the Chanon Rethoric head of state, namely Susilo Bambang Yudhoyono and Joko Widodo.
Both Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) and Joko Widodo have different styles of rhetoric and personal character
that each has its own uniqueness. This study aims to identify the rhetorical style of SBY and Jokowi, focusing
as they lead the Plenary Cabinet Session. In the study, the author uses verbal code theory and nonverbal code
and uses a qualitative approach with descriptive analysis method with triangulation technique. The object
of this research is a video recording of SBY and Jokowi’s speech in leading the plenary cabinet session. The
results showed that in delivering speech material, SBY’s speech style is regular, rigid, and uses long term. SBY
prefers verbal code compared with non verbal because it is able to form language (langue) that is phonology
(sound system), morphology (word formation), and syntax (forming of sentence). The most widely used SBY
adapter language gesture is particularly the object-adapter aimed at the advanced gadgets it carries to
help him remember the content of the speech material. While Jokowi rhetoric style using the language of
conversation (parole), which uses the language of everyday and easily understood by all circles, the words
populist, and more to the point. Body language (body language) Jokowi also help ease speech messages can
be conveyed clearly. This indicates that non-verbal language kinesics is more dominant because Jokowi’s
expression changes with the message and movements.


Keywords: Rethorical Canon, Rethorical style, Verbal Code and nonverbal Theory


Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.33633/ja.v1i1.2682

Article Metrics

Abstract view : 593 times
PDF - 4003 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Indexed by:

 

Lisensi Creative Commons
Audience Journal is published by Dian Nuswantoro University, Semarang. This Journal is licensed under Creative Commons Attribution 4.0 International License.