Studi Empiris Tentang Pengaruh Faktor Budaya dan Religius Terhadap Preferensi Konsumsi Makanan Halal di Kalangan Diaspora Muslim di Amerika Serikat

Abstract

This study aims to empirically analyze the influence of cultural and religious factors on halal food consumption preferences among the Muslim diaspora in the United States. The background of the study is based on the increasing number of Muslim communities in the country and the complexity of the multicultural environment that influences consumption behavior. The research method used is a quantitative approach through a survey with Muslim diaspora respondents spread across several regions of the United States. Then, the data were analyzed using a multiple regression model to examine the influence of cultural and religiosity variables on halal food consumption decisions. The results show that religiosity factors have a significant influence in shaping halal consumption preferences, where the level of adherence to Islamic teachings is the main driver in food product selection. Meanwhile, cultural factors also contribute positively, particularly through family habits, social environment, and ethnic identity that strengthen awareness of halal consumption. These findings indicate that halal consumption preferences are not only a matter of individual faith, but are also influenced by the process of cultural socialization in everyday life. This study provides practical value for food industry players and stakeholders in understanding the dynamics of the halal market in the United States, whose potential is increasing as the Muslim population grows. Academically, this study emphasizes the importance of the interaction between culture and religiosity in shaping consumption behavior, while also opening up opportunities for further research on halal marketing strategies in the diaspora context.   Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara empiris pengaruh faktor budaya dan religius terhadap preferensi konsumsi makanan halal di kalangan diaspora Muslim di Amerika Serikat. Latar belakang penelitian didasarkan pada meningkatnya jumlah komunitas Muslim di negara tersebut serta kompleksitas lingkungan multikultural yang memengaruhi perilaku konsumsi. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif melalui survei dengan responden diaspora Muslim yang tersebar di beberapa wilayah Amerika Serikat, kemudian data dianalisis menggunakan model regresi berganda untuk menguji pengaruh variabel budaya dan religiusitas terhadap keputusan konsumsi makanan halal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor religiusitas memiliki pengaruh signifikan dalam membentuk preferensi konsumsi halal, di mana tingkat kepatuhan terhadap ajaran agama Islam menjadi pendorong utama dalam pemilihan produk makanan. Sementara itu, faktor budaya juga berkontribusi secara positif, terutama melalui kebiasaan keluarga, lingkungan sosial, dan identitas etnis yang memperkuat kesadaran terhadap konsumsi halal. Temuan ini mengindikasikan bahwa preferensi konsumsi halal bukan hanya persoalan keimanan individual, tetapi juga dipengaruhi oleh proses sosialisasi budaya dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini memberikan nilai praktis bagi pelaku industri makanan dan pemangku kepentingan dalam memahami dinamika pasar halal di Amerika Serikat, yang potensinya semakin besar seiring pertumbuhan populasi Muslim. Secara akademis, studi ini menegaskan pentingnya interaksi antara budaya dan religiusitas dalam membentuk perilaku konsumsi, sekaligus membuka peluang riset lebih lanjut terkait strategi pemasaran halal di konteks diaspora.