Rancang Bangun Antena Microstrip Patch Circular Menggunakan Metode Defected Ground Structure (DGS) Untuk Aplikasi DVB-T2

Authors

  • Sofian Dwi Ashari Institut Teknologi Telkom Purwokerto
  • Muhammad Panji Kusuma Praja Institut Teknologi Telkom Purwokerto
  • Agung Wicaksono Institut Teknologi Telkom Purwokerto

DOI:

https://doi.org/10.33633/tc.v22i3.8244

Keywords:

circular patch, DVB-T2, DGS, microstrip antenna

Abstract

Perkembangan era digital ini tidak lepas juga pada televisi, di mana televisi mengalami perubahan dari analog ke digital yang tertuang pada peraturan kominfo. Penyiaran televisi digital di indonesia mengunakan setandar Digital Video Broadcasting – Second Generation Terestrial (DVB-T2) yang berkerja pada range frekuensi 478-694 MHz. Proses peralihan dari televisi analog ke digital akan membutuhkan antena yang sesuai, yang dapat menangkap sinyal tersebut. Antena mikrostrip memiliki kelebihan bentuknya yang compact dan mudah untuk difabrikasi, namun memiliki kelemahan di antaranya bandwith yang dihasilkan sempit, oleh karena itu pada penelitian ini antena yang digunakan menggunakan patch lingkaran (circular) dan menggunakan metode Defected Ground Structure (DGS). Metode DGS diterapkan dengan tujuan untuk memperlebar bandwith. Hasil perancangan menunjukan bahwa parameter antena seperti VSWR, gain dan return loss mengalami perbaikan antara sebelum menggunakan metode DGS dan menggunakan metode DGS. Nilai parameter antena sebelum metode DGS pada frekuensi tengah 586 MHz menunjukkan nilai return loss -14,56 dB, VSWR 3,32, dan gain -5,45 dBi. Pada perancangan menggunakan metode DGS, menunjukkan nilai return loss -39,32 dB, VSWR 0,19, dan gain sebesar 5,49 dBi. Sedangkan nilai bandwidth mengalami perubahan, yaitu sebesar 11 MHz pada perancangan tanpa metode DGS, dan bandwidth sebesar 365 MHz dengan menggunakan metode DGS.Perkembangan era digital ini tidak lepas juga pada televisi, dimana televisi mengalami perubahan dari analog ke digital yang tertuang pada peraturan kominfo. Penyiaran televisi digital di indonesia mengunakan setandar Digital Video Broadcasting – Second Generation Terestrial (DVB-T2) yang berkerja pada range frekuensi. Proses peralihan dari televisi analog ke digital akan membutuhkan antena yang sesuai, yang dapat menangkap sinyal tersebut. Antena mikrostrip memiliki kelebihan bentuknya yang compact dan mudah untuk difabrikasi, namun memiliki kelemahan di antaranya bandwith yang dihasilkan sempit, oleh karena itu pada penelitian ini antena yang digunakan menggunakan patch lingkaran (circular) dan menggunakan metode Defected Ground Structure (DGS). Metode DGS diterapkandengan tujuan untuk memperlebarbandwith. Hasil perancangan menunjukan bahwa parameter antena seperti VSWR, gain dan return loss mengalami perbaikan antara sebelum menggunakan metode DGS dan menggunakan metode DGS. Nilai parameter antena sebelum metode DGS pada frekuensi tengah 586 MHz menunjukkan nilai return loss, VSWR , dan gain . Pada perancangan menggunakan metode DGS, menunjukkan nilai return loss, VSWR , dan gain sebesar . Sedangkan nilai bandwidth mengalami perubahan, yaitu sebesar  pada perancangan tanpa metode DGS, dan bandwidth sebesar  dengan menggunakan metode DGS.

Author Biographies

Sofian Dwi Ashari, Institut Teknologi Telkom Purwokerto

Fakultas Teknik Telekomunikasi dan Elektro

Muhammad Panji Kusuma Praja, Institut Teknologi Telkom Purwokerto

Fakultas Teknik Telekomunikasi dan Elektro

Agung Wicaksono, Institut Teknologi Telkom Purwokerto

Fakultas Teknik Telekomunikasi dan Elektro

References

B. Bagus and A. Y. Bagaskara, “Perancangan Antena Mikrostrip Rectangular Patch Sebagai Penerima Televisi,” J. Penelit., vol. 5, no. 1, pp. 11–20, 2020, doi: 10.46491/jp.v5e1.482.11-20.

J. M. Martripagelardo, Dedy Suryadi, F Trias Pontia W, Fitri Imansyah, “Identifikasi Penerimaan Sinyal Antena Digital Untuk Televisi Menggunakan Metode Sinpo,” Jetc, vol. 14, no. 2, 2019.

H. Miawarni, D. E. Setyawan, and E. Setijadi, “Rancang Bangun Tracking Antenna System Dengan Manual Tracking Untuk Set Top Box Dvb-T2,” pp. 1–8, 2018.

KOMINFO, “Peraturan Menteri Komunikasi Dan Informatika Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2019 Tentang Rencana Induk Frekuensi Radio Untuk Keperluan Penyelenggaraan Televisi Siaran Digital Terestrial Pada Pita Frekuensi Radio Ultra High Frequency,” vol. 53, no. 9, pp. 1689–1699, 2019.

K. A. M. Karmugil, “Design of Circular Microstip Patch Antenna for Ultra Wide Band Applications,” no. 1, pp. 304–308, 2016.

D. Medianto and M. Y. Hardiman, “Rancang Bangun Antena Mikrostrip Patch Triangular Metode Parasitic untuk Aplikasi LTE di Frekuensi 2,3 GHz,” J. Teknol. Elektro, Univ. Mercu Buana, vol. 9, no. 2, pp. 109–116, 2018, [Online]. Available: https://jte.mercubuana.ac.id/publications/327297/

H. Herudin, “Perancangan Antena Mikrostrip Frekuensi 2,6 GHz untuk Aplikasi LTE (Long Term Evolution),” Setrum Sist. Kendali-Tenaga-elektronika-telekomunikasi-komputer, vol. 1, no. 1, p. 41, 2016, doi: 10.36055/setrum.v1i1.469.

M. Alaydrus, “Antena Prinsip dan Aplikasi,” Antena Prinsip dan Apl., p. 320, 2011.

B. B. Harianto, N. Pambudiyatno, P. Asih, B. Junipitoyo, and P. P. Surabaya, “Desain Antena Mikrostrip Circular Patch Menggunakan Insert Feeding Pada Frekuensi L-Band Untuk Aplikasi Psr,” J. Penelit. Politek. Penerbangan Surabaya Ed. XXX, vol. 5, no. 4, pp. 240–249, 2020.

M. P. Supriadi, N. Madhatillah, and H. Ludiyati, “Pengaruh Defected Ground Structure ( DGS ) Geometri Vertikal terhadap Antena Mikrostrip Berbahan Material Dielektrik Artifisial,” Pros. 12th Ind. Res. Work. Natl. Semin., pp. 4–5, 2021.

Downloads

Published

2023-08-24