REPRESENTASI IDENTITAS “COMFORT WOMEN†DALAM FILM I CAN SPEAK

Fauziatunnisa Fauziatunnisa, Swita Amallia Hapsari

Abstract


Abstrak
Film Korea yang berjudul I Can Speak merupakan film yang diadaptasi dari kisah nyata
tentang comfort women di Korea Selatan dan Jepang. Film ini menggunakan genre komedi
dan menjelaskan tentang seorang perempuan yang berjuang mencari keadilan atas kasus
wanita penghibur atau comfort women selama lebih dari satu tahun. Penelitian ini fokus pada
representasi identitas comfort women dalam film “I Can Speakâ€. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif dan dikaji melalui teknik analisa Semiotika dari Roland Barthes. Untuk
mendapatkan tujuan dari penelitian, maka digunakan teori Gender Struktural Fungsional
dan teori pendukung The Second Sex dalam kajian feminis untuk melengkapi analisa. Hasil
dari penelitian ini yakni menjelaskan bahwa perempuan dijadikan objek seksual oleh militer
Jepang yang dikenal sebagai comfort women. Film ini menyampaikan pesan bahwa perempuan
dipandang sebagai orang kedua atau tidak menjadi prioritas dari laki-laki yang dikenal dengan
(liyan). Gagasan dari korban comfort women ini adalah sejarah yang terlupakan dalam film
I Can Speak menggambarkan dengan jelas bahwa para korban masih memperjuangkan hak
mereka. Comfort women menjadi isu sensitif dan masih menjadi topik serius hingga saat ini.


Kata kunci : Analisis semiotika, comfort women, gender structural fungsional, Representasi, film

 


Asbstract
The Korean movies titled  I Can Speak is an adapted movie based on true story of comfort women
at South Korea and Japan. This movie featuring a comedy genre and describe a woman who
fight for her justice a comfort women victim over the years. This study focus on representative
of comfort women identity in the movie titled “I can speakâ€. This type of research is a qualitative
method using semiotic data with  Roland Barthes analysis technique. To achieve the purpose
of the study, a functional structural gender theory and a feminism philosophy of the second
sex support and complete the analysis . The result of this study, describe that women had
been used as a sexual object for Japanese military satisfaction which is later known as comfort
women. This film deliver a message of women’s become the second sex or not priority than
men’s identified as (liyan). The idea of comfort women victim is a forgotten history yet in the
movie “I Can Speak†clearly illustrate that the victims still struggling to fight for their right.
Comfort women is become the sensitive issue and being a serious topic until these day.


Keywords: Comfort women, functional structural gender, representative film, semiotic analysis


Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.33633/ja.v2i2.2711

Article Metrics

Abstract view : 663 times
PDF - 887 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Indexed by:

 

Lisensi Creative Commons
Audience Journal is published by Dian Nuswantoro University, Semarang. This Journal is licensed under Creative Commons Attribution 4.0 International License.