KUALITAS LINGKUNGAN FISIK KAMAR TIDUR DENGAN TB ANAK USIA 0-14 TAHUN DI PUSKESMAS BANYU URIP, KOTA SURABAYA: STUDI CASE CONTROL
DOI:
https://doi.org/10.60074/visikes.v23i1.9415Abstract
Tuberkulosis (TB) anak dilaporkan sebagai kasus yang sulit didiagnosis. Hal ini dikarenakan gejala yang timbul tidak spesifik. Kondisi ini menyebabkan TB pada anak seringkali terlewatkan, sehingga estimasi dan penanggulangan kasus tidak berjalan optimal. Hal tersebut diperparah apabila kondisi lingkungan rumah, terutama kamar tidur anak yang tidak sehat. Penelitian ini menganalisis hubungan antara kualitas kamar tidur termasuk ventilasi, pencahayaan alami, suhu, kelembapan, kepadatan kamar, dan paparan asap rokok, dengan kejadian TB pada anak. Metode dalam penelitian ini adalah case control dengan masing-masing berjumlah 42 anak. Untuk menganalisis hubungan dilakukan pengujian statistika menggunakan analisis chi square. Hasil dari pemeriksaan kamar tidur menemukan bahwa secara statistik ventilasi memiliki p-value 0,001 (OR: 5,0); pencahayaan memiliki p-value 0,001 (OR: 5,5); suhu memiliki p-value 0,369; kelembapan memiliki p-value 0,000 (OR: 6,287); kepadatan hunian memiliki p-value 0,008 (OR: 3,411); dan paparan asap rokok memiliki p-value 0,124 terhadap kasus TB anak. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ventilasi, pencahayaan, kelembapan, dan kepadatan berhubungan dengan kasus TB anak. Kondisi lingkungan kamar tidur yang paling berisiko menyebabkan TB anak adalah kelembapan.Downloads
Published
2024-04-20
Issue
Section
Articles
License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License