KONSELING PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI PADA WANITA PASANGAN USIA SUBUR DI PUSKESMAS MANGKANG SEMARANG

Authors

  • Febriyani Utami Alumni Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Dian Nuswantoro Semarang
  • Sri Andarini Indreswari Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Dian Nuswantoro Semarang

DOI:

https://doi.org/10.33633/visikes.v12i1.634

Abstract

Konseling adalah suatu bentuk wawancara untuk membantu orang lain mendapatkanpemahaman yang lebih baik dari dia dalam usahanya untuk memahami dan mengatasipermasalahan yang dihadapi. Banyak wanita mengalami kesulitan dalam menentukan ataumemilih alat kontrasepsi bukan hanya karena terbatasnya jumlah metode yang tersedia,tetapi juga karena metode ini mungkin tidak dapat diterima. Dalam survei awal pada bulan Oktober 2010, persentase KB di Puskesmas Mangkang paserta periode dari Agustus sampai Oktober 2010 dari 162 peserta KB adalah nonkontap : Syringe (68 %), pil (29 %), kondom (3%), sedangkan yang menggunakan Kontap : nol (0 %). Hal ini menunjukkan bahwa mayoritaspeserta perencanaan lebih suka menggunakan nonkontap Kontrasepsi. Di PuskesmasMangkang belum pernah dilakukan penelitian tentang konseling KBJenis penelitian ini adalah penelitian Explanatory, yang bertujuan untuk mengeksplorasihubungan antara pemilihan konseling kontrasepsi pada wanita dari pasangan usia subur.Pendekatan yang digunakan adalah metode cross sectional survey. Pengambilan sampeldilakukan secara purposive sampling, dengan kriteria peserta baru (d†3 bulan), untukmendapatkan sampel dari 30 peserta KB. Analisis data menggunakan Chi Square.Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70 % berusia 21-30 tahun, telah pendapatan >UMR, SMA 50 % berpendidikan dan memiliki anak baru, dan 36,7 % bekerja sebagai buruhtani. Sebagian besar penggunaan alat kontrasepsi nonkontap oleh 86,7 %, di mana dulu ada jarum suntik (53,3 %). Mereka berpendapat bahwa konseling dilakukan oleh staf konselingyang baik (73,3 %). Berdasarkan uji statistik, tidak ada hubungan antara pemilihan konseling kontrasepsi pada wanita pasangan usia subur (p.value 0,935 > á 0,05).Upaya untuk meningkatkan kualitas keluarga berencana dan sosialisasi petugas konseling faktor penentu dalam memilih alat kontrasepsi, diharapkan dapat meningkatkan kemampuanpotensi akseptor KB dalam menentukan pilihan yang tepat.Kata kunci : konseling, alat kontrasepsi.

Downloads

Published

2013-04-16

Issue

Section

Articles