Pengaruh Nilai Islam pada Visual Pakaian Pengantin Adat Minangkabau Koto Gadang

Authors

  • Taufik Akbar Indonesia Institute of The Arts Padangpanjang
  • Desra Imelda Indonesia Institute of The Art Padangpanjang
  • Nadia Sigi Prameswari Semarang State University
  • Selfi Mahat Putri Andalas University

DOI:

https://doi.org/10.33633/andharupa.v8i02.5268

Abstract

Abstrak Pakaian pengantin tradisional Koto Gadang merupakan salah satu produk seni budaya Minangkabau yang identik dengan nilai Islam. Walaupun bukan sebagai tempat masuknya Islam di Minangkabau dan Sumatera Barat tetapi masyarakat Koto Gadang mampu mencerminkan nilai Islam yang kuat pada visual pakaian pengantin yang khas. Penelitian ini adalah sebuah pengamatan visual tentang nilai-nilai Islam yang diwakili melalui pakaian pengantin Koto Gadang. Pengamatan dilakukan dengan pendekatan etnografis Spradley melalui analisis elemen dan komponen visual pakaian pengantin Koto Gadang serta didukung oleh teori semiotika dyadic Ferdinand De Saussure. Hasil penelitian menunjukan pengaruh nilai-nilai Islam pada busana mempelai wanita terdiri dari telekung, baju kurung, dan sarung kodek. Pada pakaian mempelai pria pengaruh Islam terlihat jelas pada atribut penutup kepala yang disebut deta ameh gadang dan kain penutup celana yang disebut sesamping. Penelitian ini dapat menambah studi tentang pengaruh sosio-kultural terhadap karya seni, khususnya di Sumatera Barat. Kata Kunci: budaya Minangkabau, nilai Islam, pakaian pengantin, Koto Gadang, etnografi AbstractThe Koto Gadang traditional wedding dress is one of the Minangkabau’s cultural arts product that are identical to Islamic values. Although not as a place for the entry of Islam in Minangkabau and West Sumatra, the Koto Gadang community is able to reflect strong Islamic values in the visuals of a distinctive wedding dress. This research is a visual observation about the Islamic values represented through the Koto Gadang wedding dress. Observations performed with an ethnographic approach through a process of Spradley’s visual components analyzing in the Koto Gadang wedding dress and also supported by the dyadic semiotics theory of Ferdinand De Saussure.The result of the analysis show that there are influences of Islamic values in trousseau consist of telekung, baju kurung, and kodek sarong. In the groom's clothes, the influence of Islamic values clearly visible in turban called deta ameh gadang and the cloth covering pants called sesamping. This research is expected to contribute to the study of socio-cultural influences in artworks, particularly in West Sumatra. Keywords: ethnographic, Islamic values, Koto Gadang, Minangkabau culture, wedding dress

References

Asrinaldi, A., & Yoserizal, Y. (2020). Problems with the implementation of Adat Basandi Syarak Syarak Basandi Kitabullah philosophy. Masyarakat, Kebudayaan Dan Politik, 33(2), 162.

Ayuswantana, A. C., & Sachari, A. (2020). PENGARUH NILAI ISLAM PADA VISUAL PAKAIAN DEWA DAN RESI. ANDHARUPA: Jurnal Desain Komunikasi Visual & Multimedia, 06(01), 32–42.

Chaniago, P. (2021). Dakwah Berbasis Konten Lokal: Analisis Ceramah Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah. Jurnal Ilmiah Syi’ar, 20(2), 176.

Hassan, H. (2016). A study on the development of baju kurung design in the context of cultural changes in modern Malaysia. Wacana Seni, 15, 63–94.

Jakarta.go.id. (2017). Dandanan Care Haji. https://jakarta.go.id/artikel/konten/827/ dandanan-care-haji

Jefridin. (2019). Pakai Baju Melayu Ada Aturannya. https://katabatam.com/2019 /08/23/jefridin-pakai-baju-melayu-ada-aturannya/

Maftuhin, A. (2011). Menyingkap Struktur Makna Pakaian Arab. Musãwa Jurnal Studi Gender Dan Islam, 10(1), 157.

Muftisany, H. (2016). Benarkah Rasulullah Mewajibkan Muslimah Berpakaian Gelap? Republika. https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/fatwa/16/05/13/ o73ill394-benarkah-rasulullah-mewajibkan-muslimah-berpakaian-gelap

Ramadhan, R. B. (2017). Penggunaan Sorban Dalam Bingkai Kesalehan. Jurnal Studi Islam, 12(2), 2579–7131.

Ramadhani, M., & Fitriani, E. (2018). Relasi Simbol Pakaian “Anak Nagari” dalam Batarewai di Nagari Koto Gadang. Jurnal Perspektif, 1(4), 39-43.

Razni, D. S., & Mity, J. J. (2011). Pakaian Tradisonal Sulam, Tenun & Renda Khas Koto Gadang; Yayasan Kerajinan Amai Setia (I. N. Suryadi (ed.)). Dian Rakyat.

Razni, D. S., Mity, J. J., & Dahlan, R. (2005). Pakaian Tradisional Koto Gadang. Yayasan Kerajinan Amai Setia.

Spradley, P. J. (2007). Metode Etnografi (II). Tiara Wacana.

Suparman, D. (2015). Pembelajaran I Adah Shalat. IX(2).

Tantowi, A. (2010). The quest of indonesian muslim identity: Debates on veiling from the 1920s to 1940s. Journal of Indonesian Islam, 4(1), 62–90.

Thaib, R. (2021). Budaya Alam Minangkabau “Baju Kuruang Basiba.” TVRI.

Yandri. (2014). Tenun Songket Pandai Sikek Dalam Budaya Masyarakat Minangkabau. Humanus, 6(11), 951–952., 13(1), 28–34.

Zubaidillah, M. H., & Hasan, H. (2019). Motivasi Menikah Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Al Quran (STIQ) Amuntai. Al Qalam: Jurnal Ilmiah Keagamaan Dan Kemasyarakatan, 3(2), 293.

Downloads

Published

2024-06-16

Issue

Section

Articles