Kajian Semiotika C.S. Pierce pada Salib Altar Interior Gereja Katolik Roh Kudus Katedral Denpasar Bali
DOI:
https://doi.org/10.33633/andharupa.v8i02.4394Abstract
Abstrak Gereja Katolik Roh Kudus Katedral Denpasar memiliki simbol yang digunakan sebagai dekorasi interior. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dekorasi salib Gereja Katolik Roh Kudus Katedral Denpasar Bali dengan teori C.S. Peirce. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, dengan metode pengumpulan data observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sumber data utama penelitian ini adalah Salib Altar pada salib Gereja Katolik Roh Kudus Katedral Denpasar. Hasil penelitian menunjukan bahwa salib altar gereja tersebut menyerupai bentuk Kayon Bali. Salib altar ini ditempatkan di belakang altar menghadap ke umat, berwarna keemasan dengan ornamen tanaman anggur, dan enam bentuk manusia malaikat. Interpretantnya salib altar menyerupai kayon Bali, memiliki tiga fungsi sesuai isi Alkitab, bagian awal kayon Bali adalah pembuka dan penutup pementasan wayang sedangkan di Alkitab melambangkan Yesus pada Awal dan Akhir. Kedua, kayon Bali berfungsi sebagai tanda pergantian babak sedangkan di Alkitab sebagai pengganti kurban persembahan pada perjanjian lama. Ketiga, kayon Bali sebagai lambang gunung, angin, hutan, dan lainnya, pada Alkitab melambangkan tempat Yesus disalibkan di Bukit Golgota. Representamentnya salib altar mengabungkan kebudayaan Bali dan simbol kekristenan, terjadi akulturasi dengan budaya lokal Bali. Simpulannya salib altar menyerupai bentuk kayon Bali yang memiliki makna sesuai dengan isi Alkitab, dan merupakan akulturasi budaya lokal Bali dengan kekristenan. Kata Kunci: Gereja Katedral, Kayon Bali, Semiotika Peirce, Salib Altar AbstractIn the Denpasar Cathedral Holy Spirit Catholic Church there are symbols used as interior decorations. This study aims to explain the decoration of the cross of the Holy Spirit Catholic Church, Denpasar Bali Cathedral, with the theory of C.S. Peirce. This study uses a qualitative descriptive approach, with data collection methods of observation, interviews, and documentation. The main data source of this research is the Altar Cross on the cross of the Holy Spirit Catholic Church, Denpasar Cathedral. The results showed that the church altar cross resembled the shape of a Balinese Kayon. This altar cross is placed behind the altar facing the congregation, golden in color with vine ornaments, and six human angelic shapes. The interpretation of the altar cross resembles a Balinese kayon, has three functions according to the Bible, the beginning of the Balinese kayon is the opening and closing of the wayang performance, while in the Bible it symbolizes Jesus at the Beginning and the End. Second, the Balinese kayon serves as a sign of changing stages, while in the Bible it is a substitute for sacrifices in the Old Testament. Third, the Balinese kayon as a symbol of mountains, wind, forests, and others, in the Bible symbolizes the place where Jesus was crucified on Golgotha Hill. The representation of the altar cross combines Balinese culture and symbols of Christianity, acculturating local Balinese culture. In conclusion, the altar cross resembles the shape of a Balinese kayon which has a meaning according to the Bible, and is an acculturation of local Balinese culture with Christianity. Keywords: Altar Cross, Cathedral Church, Kayon Bali, Peirce SemioticsReferences
Alex Sobur, 2003, Semiotika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Alkitab. (2002). Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.
BibleProject Indonesia. 30 Mei 2017. Penjelasan Animasi Tentang Pengorbanan dan Penebusan. Ditonton 20 Juli 2021: https://www.youtube.com/watch?v=MXtjrQRPf3s
Chrisylla, Meielisa (2016). Simbolisasi Pada Rancangan Arsitektur Gereja Katolik Santo Petrus dan Gereja Katolik Santa Perawan Maria Tujuh Kedukaan di Kota Bandung, Diunduh 20 November 2020 dari: https://www.academia.edu/36536124/SIMBOLISASI_PADA_RANCANGAN_ARSITEKTUR_GEREJA_KATOLIK_SANTO_PETRUS_DAN_GEREJA_KATOLIK_SANTA_PERAWAN_MARIA_TUJUH_KEDUKAAN_DI_K OTA_BANDUNG
Gereja Katolik St. Marinus Yohanes. (2021). Perlu Kita Ketahui Bersama Ketentuan Tentang Salib Sebagai Kelengkapan Perayaan Ekaristi. Diunduh 20 Juli 2021 dari: http://www.marinusyohanes.org/ m.php?v=863&vt=PERLU-KITA-KETAHUI-BERSAMA-KETENTUAN-TENTANG-SALIB-SEBAGAI- KELENGKAPAN-PERAYAAN-EKARISTI.
Lastzie. (2009). Filosofi Gunungan. Diunduh 20 November 2020 dari: https://lastzie.wordpress.com/2009/05/26/gunungan
Margana, M. (2021). Kajian Semiotika Tokoh Tawang Alun pada Komik Wayang Beber Pacitan Adegan Ketiga Belas. ANDHARUPA: Jurnal Desain Komunikasi Visual & Multimedia, 7(2), 256-267.Mayasari, Maria Sicillia & Tulistyantoro & Lintu, Rizqy, M Taufan (2014). Kajian Semiotik Ornamen Interior
Pdt. Dr. E.W. Rumpia. (2019). Korban Kristus Yang Mendamaikan Allah Dan Manusia. Diunduh 27 Juli 2021 dari: https://sttin.id/korban-kristus-yang-mendamaikan-allah-dan-manusia/
Pradopo, Rachmat Djoko (1998). Teori Sastra, Metode Kritik, dan Penerapannya. Diunduh 20 November 2020 dari: https://jurnal.ugm.ac.id/jurnal-humaniora/article/view/607/397
Renungan Pagi. (2015). Salib di Pusat Altar. Diunduh 20 November 2020 dari: https://www.renunganpagi.id/2015/10/salib-di-pusat-altar.html#gsc .tab=0
S. Haryanto. (1988). Pratiwimba Adiluhung: Sejarah dan Perkembangan Wayang. Jakarta: Jambatan.
Sachri, Agus. (2005). Pengantar Metode penelitian budaya rupa (Desain Arsitektur, Seni Rupa, dan Kriya), Jakarta: Erlangga
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. (2017). Metode Penelitian Pendidikan, Cet.12. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sulistiyawati, P. (2016). Analisis Semiotika Makna Pesan pada Iklan Axis Versi" Iritologi-Menatap Masa Depan". ANDHARUPA: Jurnal Desain Komunikasi Visual & Multimedia, 2(01), 88-102.
Sutiono, R. N., & Santosa, A. (2009). Kajian Semiotika pada Interior Gereja Santo Yakobus Surabaya. Dimensi Interior, 7(1), 40-51.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).