https://publikasi.dinus.ac.id/index.php/fiki2013/issue/feed FIKI 2013 2013-06-25T09:01:40+00:00 Eti Rimawati erihamas@yahoo.co.id Open Journal Systems FIKI merupakan forum yang diselenggarakan untuk mempertemukan para praktisi, pembuat kebijakan, akademisi, peneliti, vendor dan pengguna teknologi informasi kesehatan untuk berdiskusi dan berbagi pengalaman dan pengetahuan yang terkait dengan system informasi/informatika kesehatan. Forum Informatika Kesehatan Indonesia atau FIKI untuk tahun 2010 telah berhasil diselenggarakan oleh Sistem Informasi Manajemen Kesehatan (SIMKES) Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. FIKI 2010 merupakan forum nasional terkait system informasi dan informatika kesehatan yang pertama kali diselenggarakan di Indonesia. Untuk tahun 2011 FIKI diselenggarkan di Universitas Indonesia Jakarta dan tahun2013 akan diselenggarakan di Universitas Dian Nuswantoro Semarang. https://publikasi.dinus.ac.id/index.php/fiki2013/article/view/505 Implementasi dan Pengembangan Sistem Informasi IVF Klinik Bayi Tabung “Morula IVF Jakarta” dalam penerapan Standarisasi Kualitas Pelayanan dan Keberhasilan Program 2013-06-24T15:56:16+00:00 Drg Adittya adit@bunda.co.id Latar Belakang: Klinik Bayi Tabung merupakan klinik dengan technology bidang medis yang mutakhir.Pelaksanaan Program In Vitro Fertilization (IVF) atau program bayi tabung merupakan program untukmendapatkan buah hati dengan penggunaan Teknologi Reproduksi Berbantu (TRB) yang canggih danmembutuhkan ketepatan dan kecepatan interprestasi data yang baik.Metode: Integrasi system informasi yang baik dapat menghasilkan analisa data yang baik dan keberhasilanmenjalankan program IVF yang tinggi, untuk itu dibutuhkan sebuah system informasi Klinik Bayi Tabung yangterintegrasi dengan reliabilities yang tinggi.Hasil: Banyaknya entitas dan akurasi data yang tinggi merupakan tantangan pada pengembangan dan pada saatimplementasi system. Tantangan terbesar lainya adalah pengembangan berkelanjutan system informasi yang lebihbaik sehingga dapat terjadi integrasi antar klinik yang terpisah secara geografis dengan kualitas dan kecepatankomunikasi data yang tetap terjamin dan memenuhi kebutuhan pengguna untuk hasil keputusan klinis yang tepat. 2013-04-24T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 FIKI 2013 https://publikasi.dinus.ac.id/index.php/fiki2013/article/view/506 Integrasi Data pada Heterogenitas Sumber Data Kunjungan Rawat Jalan di Puskesmas D.I.Yogyakarta 2013-06-24T15:56:53+00:00 Ani Roswiani ani_ros13@yahoo.com Latar Belakang: Bagi Provinsi D.I.Yogyakarta, adalah sebuah peluang untuk mengintegrasikan datakunjungan rawat jalan di Puskesmas sampai di tingkat pusat, karena saat ini, seluruh puskesmas sudahmemiliki sistem informasi puskesmas (SIMPUS) yang secara operasional sudah menjalankan sistempencatatan kunjngan rawat jalan secara terkomputerisasi. Meskipun demikian, ada tantangan tersendirikarena dari seluruh puskesmas yang ada, SIMPUS yang dimiliki dikembangkan oleh vendor yang berbeda-beda. Dengan menetapkan dataset standar, maka dimulailah upaya untuk integrasi data tersebut.Metode Penelitian: Mekanisme alur data pada integrasi data di D.I.Yogyakarta dimulai dari puskesmasyang bertugas mengirimkan dataset standar ke kabupaten/kota dan provinsi, selanjutnya data dikumpulkandi tingkat kabupatan/kota dan tingkat provinsi. Di tingkat kabupaten/kota dan provinsi, data dari seluruhpuskesmas diolah menjadi laporan sesuai kebutuhan pengguna di internal Dinas Kesehatan. Di tingkatprovinsi data dikonversi menjadi dataset minimal versi Pusdatin Kementrian Kesehatan yang siap dikirimke Kementrian Kesehatan.Hasil :Permasalahan teknis yang paling mendasar dari integrasi ini adalah bagaimana meghasilkandataset standar di puskesmas mengingat aplikasi SIMPUS yang ada dikembangkan oleh vendor yangberbeda-beda. Solusi yang dilakukan di D.I.Yogyakarta adalah dengan menciptakan sebuah tools yangdiinstal di masing-masing puskesmas. Tools yang diberi nama Lappus (singkatan dari laporan puskesmas)ini dikembangkan tidak saja untuk menggenarate dataset standar yang nantinya akan dikirimkan kekabupaten/kota/provinsi, namun juga diciptakan agar petugas di puskesmas bisa mendulang informasilebih banyak dari database SIMPUS. Keunggulan lain dari Lappus ini adalah bersifat luwes karena bisadicostumisasi sehingga bisa diterapkan di aplikasi SIMPUS apapun.Simpulan: Integrasi data sudah bisa dilakukan di tingkat kabupaten/kota dan provinsi meskipun sumberdata bersifat heterogen. Integrasi data yang dilakukan mendukung integrasi data tingkat nasional karenabisa menghasilkan dataset minimal versi Pusdatin Kementrian Kesehatan. 2013-05-24T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 FIKI 2013 https://publikasi.dinus.ac.id/index.php/fiki2013/article/view/507 ANALISIS PERANCANGAN SISTEM INFORMASI BERBASIS WEB DI LABORATORIUM KESEHATAN UDINUS SEMARANG TAHUN 2012 2013-06-24T15:58:05+00:00 Fitria Wulandari fitria_hku@yahoo.co.id LATAR BELAKANG: Laboratorium kesehatan berfungsi sebagai sarana pendukung kegiatan belajarmengajar di fakultas kesehatan UDINUS, secara ringkas dapat dijelaskan bahwa, ditemukan kendalauntuk mengakses kebutuhan informasi tentang reagen di laboratorium, juga tentang keberadaan alatyang dimiliki oleh laboratorium, kebutuhan informasi lain tentang laboratorium misalnya tentangkegiatan yang dilakukan di laboratorium, tentang praktikum dan kelengkapanya; jadual, peserta, sertabahan dan reagen berikut cara pembuatanya.METODOLOGI PENELITIAN: Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan metodepengambilan data secara kualitatif. Sedangkan rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitianini adalah dengan metode “Researche and Development”. Populasi studi dalam penelitian ini adalahsistem informasi di laboratorium kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang. Instrumenpenelitian yang digunakan adalah pedoman wawancara dan analisis data menggunakan tahap-tahaprekayasa webengineeringHASIL: Dari hasil penelitian diketahui bahwa pelaksanaan sistem informasi secara manual untukpencatatan dan pelaporan kegiatan laboratorium kesehatan masih mengalami kendala hal inimenyebabkan kesulitan dalam mengakses informasi laboratorium kesehatan. Aplikasi sistem informasiberbasis web yang dirancang untuk laboratorium kesehatan diharapkan dapat mengatasi kendala dalammengakses informasi laboratorium kesehatan. Sistem informasi yang dibangun saat ini masih terdapatkekurangan dalam beberapa hal, pengembangan, serta pemeliharaan sistem secara berkala harus dilakukan agar sistem dapat berfungsi sesuai kebutuhan pemenuhan kebutuhan informasi. 2013-06-24T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 FIKI 2013 https://publikasi.dinus.ac.id/index.php/fiki2013/article/view/508 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KLINIS UNTUK EFISIENSI DALAM PELAKSANAAN INA-CBGs 2013-06-24T15:58:50+00:00 Diah Indriani diah.indriani@gmail.com LATAR BELAKANG Salah satu hambatan dalam pelaksanaan INA-CBGs di RSUP Dr. Sardjito adalahterdapat gap/selisih antara biaya aktual pelayanan kesehatan dengan tarif INA-CBGs. Terjadinyaketidaksesuaian ini menunjukkan adanya kurang efisiennya pelaksanaan INA-CBG di RSUP Dr. Sardjito.Untuk meningkatkan atmosfir dalam bersikap efisien dalam memberikan pelayanan kesehatan, makaperlu dikembangkan media untuk membantu klinisi dalam memberikan informasi untuk mendukungkeputusannya dalam memberikan pelayanan kesehatan.TUJUAN Menyusun aplikasi sistem pendukung keputusan klinis untuk mendukung klinisi dalammerencanakan keputusan secara klinis yang efisien, dan mengevaluasi aplikasi sistem pendukungkeputusan klinis tersebut.METODE Sistem pendukung keputusan klinis ini disusun dengan 3 bagian utama aplikasi yaitu bagianpertama bertujuan untuk memberikan informasi tentang klasifikasi diagnosis pasien dalam kelompokCBG. Bagian kedua merupakan ruang bagi klinisi untuk merencanakan tindakan medis bagi pasien.Bagian ketiga bertujuan untuk memberikan informasi tentang perkiraan biaya berserta alternatif tindakanklinis lain berdasarkan data pada rekam medis. Uji kelayakan aplikasi sistem penunjang keputusan medisini diterapkan pada 31 klinisi dibagian Instalasi Kesehatan Anak RSUP Dr. Sardjito. Analisis tingkatpenerimaan klinisi terhadap aplikasi ini diuji analisis jalur.HASIL Berdasarkan hasil dari analisis jalur, pengaruh kemudahan penggunaan aplikasi merupakanpengaruh terbesar terhadap minat klinisi dalam menggunakan aplikasi. Sedangkan sikap penggunaanaplikasi merupakan pengaruh terbesar kedua. Kemudahan penggunaan aplikasi mempunyai dukungansebesar 0,66 dalam mempengaruhi minat klinisi menggunakan aplikasi, sedangkan sikap positif terhadapaplikasi mempunyai dukungan sebesar 0,36. Pengaruh total yang terbesar dalam mempengaruhi sikapklinisi dalam menggunakan aplikasi adalah persepsi klinisi tentang manfaat INA-CBG yaitu sebesar 0,46.KESIMPULAN Perencanaan tindakan medis dapat digunakan sebagai data untuk perencanaan biayapelayanan kesehatan. Kegunaan ini belum dimanfaatkan secara maksimal oleh manajemen rumah sakit.Sikap terhadap penggunaan aplikasi dan kegunaan aplikasi merupakan variabel yang dominanmempengaruhi minat klinisi menggunakan aplikasi pendukung keputusan klinis. 2013-04-24T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 FIKI 2013 https://publikasi.dinus.ac.id/index.php/fiki2013/article/view/509 KONSEP SUPPLY CHAIN MANAGEMENT UNTUK PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI POSYANDU 2013-06-24T15:59:54+00:00 Asih Prasetyowati dhicalove@yahoo.com Latar Belakang: Posyandu adalah salah satu kegiatan pemantauan kesehatan yang dikelola dari oleh dari untuk danbersama masyarakat untuk mempercepat penuruanan kematian ibu dan anak. Kegiatan posyandu tidak lepas dari rantaimanajemen dalam masyarakat dan pihak puskesmas sebagai pembinanya. Masalah yang sering terjadi adalah pada aspeksystem informasi yang kurang tertata dengan baik dan suplai logistic kesehatan yang tidak efisien.Metode: Jenis penelitian menggunakan cara studi literature melalui sumber data buku-buku referensi dan pedomanpenyelenggaraan posyandu. Obyek penelitian yaitu rancangan system informasi posyandu dengan menggunakan konsepsupply chain management.Hasil: Konsep Supply Chain Management dalam pembangunan Sistem Informasi Posyandu dapat mengatasi masalah rantaidistribusi logistic dan integrasi data. Komponen Supply Chain Management meliputi upstream, internal, dan downstreamapabila dapat diintegrasikan dengan baik maka diharapkan pencapaian program kesehatan dapat lebih efektif dan efisien. 2013-04-24T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 FIKI 2013 https://publikasi.dinus.ac.id/index.php/fiki2013/article/view/510 Klasifikasi Citra Mammogram Berbasis Tekstur Menggunakan SVM 2013-06-24T16:00:35+00:00 Lussiana ETP lussiana@jak-stik.ac.id Latar Belakang : Kanker payudara adalah penyakit yang ditandai oleh terjadinya pertumbuhanjaringan yang berlebihan, atau perkembangan sel-sel jaringan payudara yang tidak terkontrol. Salahsatu cara untuk mendeteksi adanya jaringan tersebut adalah dengan menggunakan pemeriksaanmammografi. Selanjutnya untuk menganalisis citra hasil mammografi (mammogram) sangatbergantung pada dokter ahli radiologi, sehingga pengalaman dan keahlian dalam menganalisis citramammogram sangat mempengaruhi keakuratan diagnosis. Dengan demikian untuk membantu danmemudahkan dokter dalam menganalisis citra mammogram perlu adanya alat bantu pendiagnosis citramammogram yang dapat menganalisis dan mengidentifikasi adanya jaringan yang dicurigai secaraakurat. Tujuan penelitian adalah melakukan klasifikasi citra mammogram dengan menggunakanmetode Support Vector Machine (SVM).Metode : Tahap penelitian diawali dengan pencarian ROI, dilanjutkan dengan melakukan segmentasicitra, ekstraksi citra, dan klasifikasi citra dengan menggunakan SVM.Hasil : Berdasarkan hasil percobaan menunjukkan bahwa SVM mampu mengklasifikasi citramammogram dengan akurasi 91% untuk data kelas normal dan 87,667% untuk data kelas abnormal 2013-04-24T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 FIKI 2013 https://publikasi.dinus.ac.id/index.php/fiki2013/article/view/511 Infrastruktur SIK di 138 Kabupaten di Indonesia: Evidence dari survei SIK DEPKES 2013-06-24T16:01:30+00:00 Ansariadi Ansariadi ansariadi@gmail.com Latar Belakang: Sistim informasi kesehatan (SIK) di daerah tertinggal,perbatasan serta bermasalah kesehatan masih merupakan tantangan untukdikembangkan. Untuk menyusun rencana yang tepat tentang pengembanganSIK di daerah tersebut diperlukan informasi tentang bagaimana keadaan SIKsaat ini. Pada tahun 2012 Departemen Kesehatan melakukan assessmentterhadap 138 Kabupaten/Kota yang dikatagorikan sebagai daerah tertinggal,perbatasan dan kepulauan, serta daerah yang bermasalah kesehatan. Padaartikel ini dilakukan analisis data sekunder hasil assessment yang dilaksanakanoleh Depkes. Pada survey tersebut dilakukan wawancara tatap muka di 24kabupaten dan pada 114 kabupaten kuesioner dikirim melalui pos. Quesioneryang digunakan mengadopsi kuesioner Health Metric Network. Salah satu itemyang dinilai adalah masalah sumber daya SIK yang terdiri atas lima indikatoryaitu kebijakan, institusi SIK, SDM, pembiayaan, dan infrastruktur.Metode: Penelitian ini khusus menganalisis komponen infrastruktur. Terdapat 12indikator yang digunakan untuk menilai infrastruktur SIK ditingkatkabupaten/kota. Penelitian ini mendapatkan bahwa ketersediaan tenaga khususuntuk pemeliharaaan komputer dan IT adalah masalah yang dihadapi olehsebagian besar dinas kesehatan kabupaten (70,2%). Berikutnya adalah belumditerapkannya SIKDA generik (54,4%). Tidak adanya dana untuk pemeliharaankomputer dan IT juga menjadi masalah pada 45% kabupaten, kalaupun adajumlahnya tidak mencukupi (30%). Namun demikin, hampir semua dinaskabupaten telah mendapatkan aliran listrik. Hanya sebagian kecil (4,4%)kabupaten yang belum mendapatkan aliran listrik dan terletak di daerah Papua.Hampir semua dinas kesehatan kabupaten (92%) tersedia komputer untukpengelolaan data (membantu kompilasi, pengolahan data, penyajian data),walaupun terdapat 17% yang menyatakan tidak mencukupi. Sebanyak 82%telah dilengkapi dengan fasilitas internet walaupun sepertiganya menyatakankurang mencukup.Hasil: Penyediaan sumberdaya manusia yang kompeten untuk pemeliharaanfasilitas komputer merupakan komponen yang perlu perhatikan untukmeningkatkan SIK. Demikian juga dengan anggaran untuk pemeliharaan fasilitasSIK. Komunikasi melalui elektronik sangat memungkinkan dilakukan ditingkatkabupaten karena hampir semua telah memiliki fasilitas internet. 2013-04-24T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 FIKI 2013 https://publikasi.dinus.ac.id/index.php/fiki2013/article/view/512 Aplikasi Surveilans Epidemiologi Penyakit Potensial Wabah Pada Anak Sekolah Menggunakan Epi Info 2013-06-25T08:44:05+00:00 Arief Hargono arief.hargono@gmail.com Latar Belakang: Anak usia sekolah lebih rentan terhadap penularan penyakitdibandingkan usia dewasa. Laporan rutin Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timurmenunjukkan bahwa 54% kasus campak dan 67% kasus diphteri terjadi padausia sekolah. Program surveilans epidemiologi anak sekolah dikembangkanuntuk memantau status kesehatan anak sekolah sehingga penyakit menularpada anak sekolah diidentifikasi lebih dini. Penggunaan aplikasi Epi Infodibutuhkan untuk meningkatkan kecepatan pencatatan data dan validitasinformasi. Tujuan penelitian ini adalah pengembangan aplikasi surveilansepidemiologi penyakit potensial wabah pada anak sekolah menggunakan EpiInfo. Kajian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan datakualitatif dan berlokasi di kota Surabaya.Metode: Metode pengembangan aplikasi menggunakan pendekatan SystemDevelopment Life Cycle. Data yang dibutuhkan dalam kegiatan surveilansepidemiologi anak sekolah adalah keluhan penyakit yang memiliki potensi untukmenjadi wabah, yaitu panas, batuk, pilek, tenggorokan sakit, diare, pusing,muntah, rash, bintik berair, sariawan, mual, kekuningan, sakit mata dan lumpuhlayuh.Hasil: Informasi yang dihasilkan adalah distribusi siswa yang mengalami keluhansakit, kejadian keluhan sakit berdasarkan frekuensi dan durasi sakit, tren keluhanpenyakit potensial wabah serta data absensi. Prototype surveilans epidemiologianak sekolah menggunakan aplikasi Epi Info memiliki fasilitas pencatatan,analisis dan manajemen basis data keluhan penyakit potensial wabah padasiswa sekolah. 2013-04-24T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 FIKI 2013 https://publikasi.dinus.ac.id/index.php/fiki2013/article/view/513 Sistem Informasi Asuransi Kesehatan sebagai Acuan Teoritis 2013-06-25T08:45:04+00:00 Boy S. Sabarguna sabarguna@yahoo.com Latar belakang: Asuransi kesehatan seharusnya merupakan hal yang“menolong, membantu dan menopang” dalam pelayanan kesehatan baik sakitmaupun sehat bagi masyarakat. Secara konsep adalah: Sistem InformasiAsuransi Kesehatan agar menunjukkan adanya peran 1 titik balik diantaraketiganya, sehingga akan memerlukan sistem informasi yang dapat memenuhiciri khas ini, diupayakan sistem yang secara jelas dapat membantu ketiganyasecara bersamaan. Tulisan ini bertujuan memberikan gambaran secara teoritispengembangan Sistem Asuransi Kesehatan.Implementasi: sistem informasi yang perlu dikembangkan adalah: SistemInformasi Asuransi Kesehatan Pasien-Perusahaan Asuransi (SIAK-P-PA), SistemInformasi Asuransi Kesehatan Perusahaan Asuransi-Pelayanan Kesehatan(SIAK-PA-PK), Sistem Informasi Asuransi Kesehatan Pelayanan Kesehatan-Pasien (SIAK-PK-P), yang terintegrasi dan terkait dengan hubungan antaramasukan-proses-keluaran dan keputusan.Hasil: Penggunaan sistem ini memerlukan adanya keterlibatan dari aturan danpedoman yang jelas bagi pasien, adanya aturan yang jelas dalam melakukanpelayanan pada pasien, adanya hak dan kewajiban yang jelas dari pihakasuransi bagi pasien.Simpulan: Pengembangan Sistem Informasi Asuransi Kesehatan dapatdigunakan untuk integrasi pelayanan asuransi. 2013-04-24T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 FIKI 2013 https://publikasi.dinus.ac.id/index.php/fiki2013/article/view/514 Lesson Learned Health Information System of Taiwan Leprosy Control Program for Indonesia Leprosy Control Program 2013-06-25T08:45:57+00:00 Enny Rachmani rachma@dosen.dinus.ac.id Background of study: Indonesia is the three biggest endemic areas after Indiaand Brazil. In 2010, had been reported 19.785 registered prevalence, 17.012 newcases and 1.822 the new case found with grade-2 disabilities [2]. Utilization oftechnology in Leprosy Control Program was not maximize in developing countriesinclude Indonesia although there were many cases. It posed a lot of problem inthat program such as Drop out MDT (Multi Drug Treatment) treatment becausedifficulties in monitoring, difficult to conduct active case finding, and difficult tomake timely report. Taiwan is one of the areas which already had eradication inleprosy; all new cases came from foreigner from epidemic countries [3]. Taiwanalso one of the best implementor of health information system in the world so itnecessary to learn how leprosy control program and implementation of healthinformation system in Taiwan to develop Indonesia leprosy control program andmaximize computerize of Leprosy Control Program in Indonesia.Method: Data collections in this research through deep interview to 3 staff districtleprosy supervisor in Disease Control Officer of Health Office of PekalonganDistrict and also 3 staff Control Disease Center (CDC) in Taipei. This researchalso made observation in information system of leprosy Control Program inIndonesia and TaipeiResult: In Taiwan, there are a drug observer and a public health nurse toobserve patient treatment. This system made simple to monitor complete ofpatient treatment, and beside that regulation in Taiwan can drive patient to finishtheir treatment. Indonesia also using drug observer system but just in TBProgram called DOTS (Directly Observer Treatment, Short Course). Taiwan didnot have difficulties in continuity and availability of leprosy data because theyhave been using information system to store data and reporting system.Indonesia still had that problem because of a rotation system in civil servantswork environment. Taiwan Leprosy information system through National IDconnected patient with their contact so it very easy to contact trace to blockdevelop new case in Taiwan, Indonesia Leprosy electronic application have beenimplemented it was just registry patient to make report; it must be augment tooptimize the effectiveness leprosy control program in Indonesia.From Taiwan experience in leprosy control systems, Indonesia can learned thatdrug observer and information system play important role to prevent develop newcase through trace contact and monitoring MDT treatment. The recent ofIndonesia Leprosy electronic application should be build up with databasemanagement system for easier retrieve information and keep the data safely andstore in a long time. 2013-04-24T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 FIKI 2013 https://publikasi.dinus.ac.id/index.php/fiki2013/article/view/515 SMS Remainder dan Penjadwalan Cuci Darah Bagi Pasien Hemodialisis 2013-06-25T08:47:25+00:00 Eveline Mary eveline_mary@yahoo.co.id Latar Belakang: Semakin tingginya kesibukan manusia ditambah faktor usia danjuga makanan, telah meningkatkan resiko manusia mengidap berbagai macampenyakit. Salah satu penyakit mematikan yang dapat menyerang manusia adalahpenyakit gagal ginjal.Pada umumnya pasien gagal ginjal harus menjalani cucidarah berkala sepanjang hidup mereka. Namun kesibukan pasien sertaketerbatasan jumlah mesin hemodialisa di berbagai rumah sakit dapat membuatpasien dapat terlewat akan jadwal cuci darah mereka serta membuat rumah sakitkesulitan untuk mengatur penggunaan mesin hemodialisa yang tersedia. Untukitu keberadaan aplikasi bagi Rumah Sakit yang akan mengirimkan pesan berupaSMS reminder akan jadwal cuci darah serta pengaturan penjadwalan cuci darah,dapat meningkatkan pelayanan kepada pasien serta mempermudah rumah sakitdalam melayani pasien mereka.Metode: Aplikasi ini dibuat melalui serangkaian metodologi, seperti pengumpulandata dengan studi pustaka, observasi, dan wawancara, serta perancanganmenggunakan flowchart, use case dan sequence diagram. Pembuatan aplikasidilakukan dengan PHP dan MySQL. Pengujian aplikasi dilakukan melalui demodan pembagian kuisioner. Berdasarkan pengujian, diperoleh bahwa baikadministrator maupun pasien, puas dengan aplikasi SMS reminder ini. Aplikasi inijuga dapat diterapkan dengan Rumah Sakit yang telah memiliki database,sehingga Rumah Sakit dapat menggunakan database mereka tanpa membuatdatabase baruHasil: Melalui aplikasi ini, diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi rumahsakit dan membantu pasien untuk dapat beraktivitas tanpa melupakan jadwalpengobatan mereka. 2013-04-24T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 FIKI 2013 https://publikasi.dinus.ac.id/index.php/fiki2013/article/view/516 Clinical Terminology in Patient Health Record System - SNOMED CT Overview 2013-06-25T08:48:11+00:00 Ika Novita Dewi ikadewi@research.dinus.ac.id Background of study: Patient Health Record System (PHRS) is used byphysicians for capturing patient medical records in electronic media.Standardization in PHRS arises a major challenge due to its complexities. Theused of clinical terminology is needed in order to facilitate more expressiveclinical data input, provide unambiguous encoding and support the exchange ofclinical information. One of highly specialized clinical terminology is SNOMEDCT(Systematized Nomenclature of Medicine Clinical Terms) that able to encodeclinical data, and contains concepts that linked to clinical knowledge to enableaccurate recording of data without ambiguity. The aims of this paper is to discussthe use of clinical terminology in PHRS and identifying importance factors forapplying clinical terminology in healthcare services.Method: This study used review of literature in order to find the use of clinicalterminology in patient health record system by reviewing current used of clinicalterminology.Result: The result of the study found that clinical terminology supportsinformation exchange between healthcare providers. 2013-04-24T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 FIKI 2013 https://publikasi.dinus.ac.id/index.php/fiki2013/article/view/517 Analisis Epidemologi Penyakit Demam Berdarah Dengue melalui Pendekatan Spasial Temporal dan Hubungannya degan Faktor Iklim di Kota Padang Tahun 2008-2010 2013-06-25T08:49:04+00:00 Masrizal Dt Mangguang masrizal_khaidir@yahoo.com Latar Belakang: Penyakit DBD (Demam Berdarah Dengue) merupakan penyakitmenular yang masih menjadi masalah nasional di bidang kesehatan masyarakatyang cenderung meningkat dan semakin luas penyebarannya. Fenomenapemanasan global dan perubahan iklim diperkirakan akan meningkatkan jumlahkasus DBD di Kota Padang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaranspasial dan temporal kejadian penyakit DBD serta mengetahui hubungan faktoriklim dengan kejadian DBD di Kota Padang.Metode: Desain penelitian ini adalah studi ekologi dengan jenis Times SeriesStudy. Data yang digunakan berupa data sekunder kasus DBD dan data faktoriklim yang meliputi suhu, kecepatan angin, kelembaban, dan curah hujan di KotaPadang.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa, secara umum semua kecamatan diKota Padang tergolong daerah yang endemis DBD.Kasus DBD di Kota Padangtahun 2008 – 2010 senantiasa mengalami fluktuasi. Kekuatan hubungan suhudengan kejadian DBD sedang (r = 0,471), berpola negatif, dan tidak terdapathubungan yang signifikan (p = 0,122). Kekuatan hubungan kecepatan angindengan kejadian DBD lemah (r = 0,236), berpola negatif, dan tidak terdapathubungan yang signifikan (p = 0,460). Kekuatan hubungan kelembaban udaradengan kejadian DBD sedang (r = 0,498), berpola negatif, dan tidak adahubungan yang signifikan (p = 0,100). Kekuatan hubungan curah hujan dengankejadian DBD sedang (r = 0,430), berpola negatif, dan tidak terdapat hubunganyang signifikan (p = 0,163).Disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara faktor iklimdengan kejadian DBD. Hal ini mungkin disebabkan karena kurang lamanyadurasi data yang diambil, kurang lengkapnya data iklim yang didapat, danadanya pengaruh dari faktor-faktor lain yang lebih dominan. Diharapkan adanyapeningkatan kesadaran masyarakat dalam melakukan perilaku hidup bersih dansehat untuk mencegah terjadinya peningkatan dan penyebaran kasus DBD sertapeningkatan health promotion seperti penyuluhan yang berkaitan denganpenyakit DBD kepada masyarakat oleh instansi terkait 2013-04-24T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 FIKI 2013 https://publikasi.dinus.ac.id/index.php/fiki2013/article/view/518 Peringatan (Alarm) Otomatis Bila Terjadi Interaksi Obat Dalam Membantu Keputusan Klinis 2013-06-25T08:50:04+00:00 Nunang Yuliawan nunangyulia@yahoo.com Latar Belakang: Interaksi obat dapat terjadi dalam pelayanan obat. Peristiwa initidak diharapkan dan dapat mengancam keselamatan pasien dan mengancampula institusi pelayanan kesehatan bila terjadi tuntutan. Diperlukan alat yangmemudahkan petugas yang bekerja secara otomatis memberikan peringatan(alarm) bila terjadi kasus interaksi obat.Metode: Rumah Sakit Semen Gresik telah memiliki alat bantu otomatis berupamodul sejak 2007. Modul software interaksi obat ini terpadu dalam SistemInformasi Farmasi dan dikembangkan sendiri melalui kerja sama pihak apoteker,asisten apoteker, programer rumah sakit. Efektivitas sistem alarm ini diuji denganpenelitian sederhana yang berlangsung dua bulan (Juni dan Nopember 2012).Terdapat 70,64% resep yang memiliki 2 obat lebih per lembarnya, yangberpotensi terjadi interaksi. Selama uji terdeteksi interaksi obat sebanyak 42kasus (0,38%).Hasil: Keputusan klinis bila terjadi kasus yaitu dengan menyesuaikan dosis,mengatur cara minum obat agar tidak bersama-sama (tidak terjadi reaksi dipencernaan) dan alternatif terakhir, menginformasikan kepada dokter untukmengganti obat yang tidak terjadi interaksi. Manfaat lainnya meningkatkan mutulayanan obat, kecepatan dan ketepatan pelayanan resep dapat ditingkatkan,meningkatkan rasa aman bagi petugas 2013-06-25T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 FIKI 2013 https://publikasi.dinus.ac.id/index.php/fiki2013/article/view/519 PenggunaanSmartphone pada Kegiatan Berbagi Pengetahuan Antar Residen Anak RSHS Bandung 2013-06-25T08:50:45+00:00 Oktri Mohammad Firdaus oktri.firdaus@gmail.com Pendahuluan.Mobilitas yang cukup tinggi dari seseorang dan juga kebutuhan akaninformasi yang cepat dan akurat membuat penggunaan teknologi informasi dankomunikasi di Indonesia sudah merupakan suatu kebutuhan dan bukan merupakanbarang mahal lagi. Hal tersebut juga berlaku pada dunia kedokteran. Sebagian besardokter sudah merasakan adanya kebutuhan terhadap teknologi informasi dankomunikasi baik untuk mendukung aktivitasnya sehari-hari dalam melakukan tindakanmedis, juga diperlukan untuk mempermudah komunikasi dengan rekan sejawatkhususnya dalam membahas dan menyelesaikan suatu permasalahan yang unikataupun kompleks. Salah satu bentuk teknologi informasi dan komunikasi yangdigunakan oleh sebagian besar dokter adalah smartphone dengan berbagai jenis merekserta spesifikasinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana penggunaansmartphone dalam mendukung kinerja seorang dokter khususnya residen padadepartemen ilmu kesehatan anak.Metode.Pengembangan model penelitian mengadopsi model Technology AcceptanceModel (TAM), khususnya yang berkaitan dengan beberapa penelitian terdahulu dalambidang kesehatan. Metodologi penelitian yang digunakan adalah dengan metode surveybaik menggunakan paper-based questionnaire maupun computer-based questionnaire.Jumlah kuesioner yang disebar melalui paper-based adalah sebanyak 23 buah dankembali serta dapat diolah sebanyak 100%, sedangkan melalui computer-basedsebanyak 68 buah dan kembali serta dapat diolah sebanyak 39 buah (dengan tarafpartisipasi sebesar 57,35%).Hasil dan Kesimpulan.Hasil dari proses pengolahan dan analisis data menggunakanpartial least square (PLS) menunjukkan bahwa variabel perceived uselfulness memilikinilai t-hitung dan koefisien jalur paling besar dibandingkan variabel lainnya. Hal inimemiliki makna bahwa alas an utama sebagian besar responden menggunakansmartphone lebih disebabkan oleh adanya kesadaran cukup tinggi akan manfaat yangdiperoleh dari teknologi tersebut, namun hal yang cukup menarik adalah bahwa khususuntuk kegiatan berbagi pengetahuan masih didominasi oleh fitur atau fasilitas teleponyang terbilang klasik, bukan fitur-fitur lainnya yang dinilai lebih modern dankomprehensif. Alasan utama dari temuan ini adalah bahwa adanya kebutuhan yangmendesak dari sisi waktu untuk memperoleh informasi maupun pengetahuan yangbenar-benar dibutuhkan oleh seorang dokter pada saat menangani pasien. 2013-04-22T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 FIKI 2013 https://publikasi.dinus.ac.id/index.php/fiki2013/article/view/520 Analisis Lama Perawatan (Los) Partus Seksio Caesarea pada Pasien Jamkesmas Rawat Inap Berdasarkan Ina– Cbg’s di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang Tahun 2010 2013-06-25T08:51:42+00:00 Sendika Trias Nofitasari vie_thamutz@yahoo.com Latar Belakang: Angka lama dirawat (LD) dibutuhkan oleh pihak rumah sakituntuk menghitung tingkat penggunaan sarana (utilization management ) danuntuk kepentingan finansial (financial report). Hasil survei awal berdasarkanLaporanRSdanPPKRujukan10besarpenyakitRIdiRS/BP4/BKMM/BBKPM/BKPM/BKIM RSI Sultan Agung Semarang tahun 2010,menunjukkan bahwa pada kasus seksio caesarea pasien RI Jamkesmasdiketahui sebanyak 28,73% pasien jamkesmas memiliki masa perawatanmelebihi standar INA – CBG’S. Pembayaran klaim jamkesmas didasarkan atasLOS rata – rata sesuai standar INA – CBG’S. Apabila rata – rata LOS di RumahSakit melebihi standar INA – CBG’S , maka asumsi yang ada pada LOS adalahtagihan rumah sakit. Oleh karena itu adanya LOS yang melebihi standar tersebutdiatas kemungkinan berdampak pada segi finansial rumah sakit. Tujuanpenelitian ini adalah menganalisis lama perawatan (LOS) seksio caesarea pasienJamkesmasrawat inap berdasarkan Standart LOS INA-CBG’S besertabeberapa karakteristik pasien dan karakteristik kasus yang diteliti.Metode: Metode pengumpulan data dilakukan secara observasional melaluitelaah dokumen yaitu melakukan pengamatan langsung terhadap data pasienjamkesmas persalinan seksio caesarea pada tahun 2010 dari RM1 dan indekspenyakit.Berdasarkan hasil penelitian 160 kasus sectio caesarea tahun 2010 diketahuisebanyak 40,62% LOS pasien melebihi LOS INA CBG’s dengan jenis diagnosisyang sering ditemukan yaitu placenta previa, diagnosis komplikasi serotinus dandiagnosis sekunder placenta previa. Sebanyak 91.87% level 1 , 5.62% level 2dan 2.5% level 3.Hasil: Disarankan perlunya dilaksanakan penelitian lebih lanjut tentang dampakfinansial LOS pasien jamkesmas yang melebihi LOS INA – CBG’s yang sudah distandarkan menteri kesehatan. 2013-04-24T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 FIKI 2013 https://publikasi.dinus.ac.id/index.php/fiki2013/article/view/521 Evaluasi Penggunaan Software ”Simpus” Kota Semarang Sebagai Sistem Informasi Rekam Medis Gigi Dan Identifikasi Manusia 2013-06-25T08:52:28+00:00 Sulur Joyo Sukendro sulurjs@gmail.com Latar Belakang: Evaluasi penggunaan Software “SIMPUS” Kota Semarangsebagai Sistem Informasi Rekam Medis Gigi dan Identifikasi Manusiadilatarbelakangi dengan adanya belum adanya sistem informasi rekam medis gigiyang sesuai standar, serta adanya wacana baru mengenai penggunaan gigisebagai salah satu sarana untuk identifikasi manusia terhadap kejadian suatumusibah. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan gambaran penerapansistem informasi rekam medis gigi yang sesuai standar serta terwujud danterujinya sistem informasi rekam medis gigi yang mampu digunakan sebagaisarana pengambilan keputusan terhadap identifikasi manusia.Metode: Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif daripenggunaan Software “SIMPUS” Kota Semarang, dengan menggunakan metodewawancara dan observasi. Subjek penelitian adalah perawat gigi, dokter gigipuskesmas di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Semarang. Analsisi datasecara deskriptif kuantitatif.Hasil: Hasil penelitian ini adalah Software “SIMPUS” Kota Semarang sebagaiSistem Informasi Rekam Medis Gigi dan Identifikasi Manusia sistemnya mudahdigunakan, lengkap, hasil data sesuai dengan masukan yang diberikan, sesuaidan benar. Sedangkan untuk uji penerimaan sistem kaitannya dengan hasilidentifikasi manusia melalui peta gigi, sudah di ketahui dan disetujui oleh pihakyang membutuhkan dalam hal ini adalah Biddokkes Polda Jawa Tengah.Simpulan: Penelitian ini adalah Software “SIMPUS” Kota Semarang dapatditerima oleh pengguna sebagai Sistem Informasi Rekam Medis Gigi yang sesuaistandar rekam medis gigi nasional dan dapat digunakan oleh puskesmas untukmengelola data pendaftaran pasien, catatan medis, dan mampu menghasilkanlaporan bulanan kepenyakitan/LB1, laporan tindakan gigi dan laporan pencarianpasien berdasarkan odontogram. Software “SIMPUS” Kota Semarang dapatdigunakan untuk pengambilan keputusan terhadap proses pencarian identitasmanusia karena mampu menghasilkan data identitas pasien berdasarkan kodeodontogram/peta gigi bagi pasien yang telah tercatat status kesehatan giginya. 2013-04-24T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 FIKI 2013 https://publikasi.dinus.ac.id/index.php/fiki2013/article/view/522 REKAM MEDIS ELEKTRONIK: TELAAH MANFAAT DALAM KONTEKS PELAYANAN KESEHATAN DASAR 2013-06-25T08:53:22+00:00 Feby Erawantini feby_era@yahoo.co.id Latar Belakang : Manfaat penggunaan rekam medis elektronik tidak hanya manfaat administratif.Manfaat yang dirasakan dokter dan petugas kesehatan adalah kemudahan dalam mengaksesinformasi pasien yang pada akhirnya membantu dalam pengambilan keputusan klinis. Tujuanpenelitian adalah menilai manfaat penggunaan rekam medis elektronik dari aspek waktu dankelengkapan catatan medis pasien pada fasilitas pelayanan kesehatan dasar. Evaluasi kepuasanpengguna untuk mengetahui tanggapan pengguna terhadap cara baru dokumentasi medis pasien.serta menilai aspek sosio-teknis yang mendukung penerapan rekam medis elektronik.Metode : Evaluasi dengan membandingkan waktu pelayanan dan kelengkapan catatan medispasien sebelum dan sesudah penerapan rekam medis elektronik dengan analisis statistik deskriptif.Kepuasan pengguna dan aspek sosio-teknis diperoleh dengan observasi dan wawancara kemudiandianalisis secara kualitatif.Hasil dan Pembahasan : Nilai median waktu pelayanan dengan rekam medis elektronik adalah12 menit sedangkan pada saat menggunakan rekam medis kertas, adalah 10 menit. Namundemikian kelengkapan pengisian rekam medis elektronik lebih baik dibandingkan saatmenggunakan rekam medis kertas. Nilai median kelengkapan rekam medis elektronik adalah85,71% sedangkan nilai median kelengkapan rekam medis kertas hanya 75%. Kelengkapanpengisian dokumentasi klinis rekam medis elektronik yaitu 67,84% dan kelengkapan pengisiandokumentasi rekam medis kertas yaitu 66,84%. Pengguna merasa puas terhadap isi, akurasi,format, relevansi dan kemudahan dalam menggunakan rekam medis elektronik. Faktor sosio-teknis, menjadi kunci suksesnya migrasi rekam medis kertas menuju rekam medis elektronik.Manfaat yang diperoleh adalah terintegrasinya data dalam satu repository yang memungkinkanuntuk dilakukan analisis secara mudah dan cepat dalam pengambilan keputusan. Fungsi peringatandini terhadap pemberian obat memiliki dampak positif terhadap keselamatan pasien.Kesimpulan : Aspek sosio-teknis sangat mendukung suksesnya migrasi menuju rekam mediselektronik. Manfaat rekam medis elektronik yang utama adalah kelengkapan catatan medis pasienyang baik sehingga sangat mendukung penegakan keputusan klinis serta dapat meningkatkankeamanan pasien. 2013-04-23T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 FIKI 2013 https://publikasi.dinus.ac.id/index.php/fiki2013/article/view/523 Sistem Pakar Diagnosa Jenis Perdarahan Pada Masa Kehamilan Dan Pasca Melahirkan (Studi Kasus Salah Satu Rumah Sakit Di Kota Jambi) 2013-06-25T08:54:17+00:00 Novhirtamely Kahar, ST. n0vh1r@gmail.com Latar belakang: Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih cukup tinggi, yakni 228 per 100.000kelahiran hidup. Menurut data Yayasan IBU Jakarta, perdarahan adalah penyebab terbanyak kematian ibuterkait kehamilan yaitu sebesar 30 persen, eklampsia 25 persen, dan infeksi 12 persen. Perdarahan bisadialami oleh ibu baik ketika sedang hamil, pada saat persalinan dan dalam masa pemulihan selama 40hari setelah melahirkan (masa nifas). Penelitian ini bertujuan untuk membangun suatu aplikasi sistempakar yang dapat membantu memberikan informasi jenis perdarahan pada masa kehamilan dan pascamelahirkan, dan mampu membantu memberi dukungan keputusan untuk mendiagnosa kemungkinan jenisperdarahan yang diderita. Adapun inputnya adalah data penderita, gejala (pertanyaan), basis pengetahuan,dan jenis perdarahan. Sedangkan outputnya adalah informasi jenis perdarahan yang kemungkinan diderita,tindakan (penanganan), dan pengobatannya.Metode Penelitian: Sistem pakar ini dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman Borland Delphi7 dan MySQL sebagai database. Dengan metode inferensi yang digunakan adalah forward chaining, yaitumetode inferensi yang melakukan penalaran dari suatu masalah kepada solusinya. Dan alur penelusuransolusi dengan FSA (Finite State Automata), yaitu mesin abstrak yang dapat menerima input danmenghasilkan output diskret dan digunakan sebagai pohon keputusan dimana dari suatu kondisi dapatberpindah ke kondisi berikutnya berdasarkan simbol masukan yang diterima.Hasil penelitian: menunjukkan bahwa kombinasi forward chaining dan FSA dapat digunakan untukmemodelkan pemecahan masalah penentuan hasil diagnosa jenis perdarahan pada masakehamilan danpasca melahirkan beserta tindakan yang harus dilakukan, dan pengobatannya, berdasarkan gejala-gejalayang dialami oleh penderita. Sistem pakar ini dapat dijadikan asisten yang berpengalaman dalam membantuperawat, bidan, atau dokter pada Rumah Sakit Ibu dan Anak untuk bertindak cepat, baik, dan tepat dalammenangani kasus perdarahan pada masa kehamilan dan pasca melahirkan sehingga mengurangi risikokematian ibu. 2013-04-24T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 FIKI 2013 https://publikasi.dinus.ac.id/index.php/fiki2013/article/view/524 DESAIN SISTEM INFORMASI POSYANDU BERBASIS OPEN SOURCE DI POSYANDU “PERMATA IBU” KUMAI HULU, KAB. KOTAWARINGIN BARAT, KALIMANTAN TENGAH 2013-06-25T08:55:11+00:00 YENY RAHMAWATI yeny.adenk@gmail.com Latar Belakang: Kebutuhan akan pentingnya suatu informasi di berbagai bidang khususnya dibidangpelayanan kesehatan menjadikan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) merupakan bagian fungsional dari SistemKesehatan. Kontribusi Posyandu dalam meningkatkan kesehatan bayi dan anak balita sangat besar. Untukmendukung berbagai kegiatan Posyandu perlu adanya Sistem Informasi Posyandu (SIP) yang dapat digunakanuntuk mempermudah jalannya kegiatan Posyandu. Namun sampai saat ini kualitas pelayanan Posyandu masihperlu ditingkatkan. Untuk itu perlu adanya model pengembangan SIP secara komputerisasi yang dapatmengatasi masalah diatas sangatlah diperlukan sebagai tindak lanjut untuk menyelesaikan masalah yang adadan untuk mempermudah pengelolaan rekam informasi kesehatan di Posyandu.Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan metode pengambilan data secara kualitatif.Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa pelaksanaan SIP secara manual di Posyandu “Permata Ibu”masih mengalami kendala. Hal ini menyebabkan menumpuknya pekerjaan Kader dan berdampak padaketerlambatan pelaporan hasil kegiatan Posyandu. Aplikasi OpenMRS merupakan suatu tools yang digunakanuntuk mengatasi masalah diatas. Perangkat lunak SIP dikembangkan dengan bahasa pemrograman Java dandatabase yang digunakan adalah MySQL server 5.1. Sedangkan software yang dipakai sebagai webserveradalah Apache Tomcat versi 6.0.29 atau dapat juga digunakan versi OpenMRS Standalone 1.9.2 dan Java 6.Hasil : Pada SIP OpenMRS yang dirancang terdapat 4 Roles untuk digunakan oleh user. Yaitu sebagai KaderPosyandu, Petugas Gizi/Bidan, Kepala Puskesmas dan orangtua bayi/balita (Guest). Selain itu peneliti jugamembuat 3 formulir baru yang digunakan untuk menginputkan data kegiatan Posyandu. Yaitu form Posyandu_1untuk bayi/balita yang pertama kali datang dan mendapatkan pelayanan di Posyandu “Permata Ibu”, formPosyandu untuk kunjungan selanjutnya yang memuat data hasil penimbangan dan form Imunisasi untukmencatat tanggal imunisasi dan jenis imunisasi yang diberikan kepada bayi/balita. Sedangkan laporan yangdapat dihasilkan adalah laporan kunjungan Posyandu, laporan hasil penimbangan, laporan imunisasi danlaporan status gizi.Simpulan: SIP OpenMRS adalah program yang sebenarnya belum sepenuhnya sempurna. Untuk itu perludikembangkan lagi agar bisa menyajikan informasi yang lebih variatif dan informatif sesuai dengan kebutuhanpengguna. Selain itu Peneliti membuat buku panduan penggunaan SIP OpenMRS agar user dapat belajardengan cepat dalam pemakaian program aplikasi. 2013-04-24T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 FIKI 2013 https://publikasi.dinus.ac.id/index.php/fiki2013/article/view/525 ASPEK HUKUM PENGGUNAAN TELEMEDICINE 2013-06-25T08:56:50+00:00 Arman Anwar arman_1170@yahoo.com.au Latar Belakang: Memasuki abad ke-21, dunia dihadapkan pada munculnya teknologi baru dalambidang kedokteran yang memungkinkan dokter untuk berpraktek dalam ruang virtual. Revolusiteknologi inovatif tersebut dikenal dengan Telemedicine. Berkat telemedicine kini pelayanan medisdapat diberikan via telekomunikasi, audio, visual dan data yang dapat menghubungkan fasilitaspelayanan kesehatan meskipun secara geografis terpisah. Sehingga perbedaan waktu, tempat danjarak sudah tidak lagi menjadi kendala dalam hubungan terapeutik dokter dan pasien. Dalammilenium mendatang, perawatan kesehatan seperti ini diperkirakan akan berkembang dengan cepatbegitupun di Indonesia sehingga pada beberapa negara, perkembngan telemedicine telah diikuti puladengan kesiapan regulasinya.Metode: Penelitian yang dilakukan adalah penelitian hukum kesehatan dalam kaitannya dengankegiatan yang bersifat akademik. Pendekatan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalahpendekatan peraturan perundangan (statute approach), dan pendekatan konseptual (conceptualapproach).Hasil: Berbeda dengan Malaysia, India atau Amerika Serikat. Indonesia belum memiliki undang-undang yang secara spesifik mengatur tentang penggunaan telemedicine, Indonesia baru sebatasmengatur telematika secara umum. Selain itu, pembuatan regulasi tentang e-health pun belum sepertiyang kita harapkan, padahal layanan kesehatan berbasis elektronik (e-Health) sebenarnya telahdianjurkan oleh World Health Organization (WHO) sejak 2005 lalu.Disamping manfaat yangdiperoleh dari penggunaan telemedicine perlu pula disadari bahwa penggunaan telemedicine jugaberpotensi menimbulkan berbagai problema hukum, baik di level nasional maupun internasiona.,seperti masalah lisensi atau perizinan bagi dokter atau tenaga medis yang melakukan praktektelemedicine kepada pasien yang berada di Indonesia maupun di luar negeri, akreditasi sarana danperalatan pelayanan medis, persetujuan tindakan medis (informed consent), keamanan dankerahasiaan data informasi kesehatan pasien (medical record), Standar prosedur operasional danmasalah asuransi. serta tanggung gugat bilamana terjadi malpraktek dokter.Simpulan: Kondisi realitas dan implikasi permasalahan hukum tentang telemedicine diatas idealnyadiatur dalam hukum nasional, sehingga dapat memberikan kepastian hukum dalam menjawabtuntutan perkembangan teknologi kedokteran telemedicine tersebut. 2013-04-24T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 FIKI 2013 https://publikasi.dinus.ac.id/index.php/fiki2013/article/view/526 PENDOKUMENTASIAN REKAM MEDIS BENCANA MERAPI TAHUN 2010 DI RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN MAGELANG 2013-06-25T08:57:46+00:00 Nuryati Nuryati nur3yati@yahoo.com Latar Belakang : Pendokumentasian rekam medis bencana Merapi di RSU Kabupaten Magelangberfungsi untuk mengetahui gambaran pendokumentasian rekam medis bencana Merapi di RSUKabupaten Magelang. Saat bencana terjadi RSU Kabupaten Magelang menjadi rumah sakit yangditunjuk oleh pemerintah untuk para korban Merapi. Jumlah korban yang banyak tidak seimbangdengan jumlah pegawai rekam medis maupun petugas medis yang berada pada rumah sakittersebut. Sehingga saat pendokumentasian data medis dan data sosial pasien terjadi kemungkinanpendokumentasian yang tidak secara lengkap ditulis pada berkas rekam medis.Tujuan : Mengetahui pendokumentasian rekam medis bencana Merapi tahun 2010 yang dilakukanoleh petugas rekam medis, perawat,dan dokter,mengetahui faktor penyebab tidakterdokumentasinya rekam medis bencana, merancang formulir rekam medis bencana sesuaikebutuhan di rumah sakit setempat.Metode Penelitian : Jenis penelitian yg digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif denganrancangan fenomenal. Sampel diperoleh dengan menggunakan teknik sampling jenuh yaitupenentuan sampel di mana semua anggota populasi digunakan sebagai sampel serta purposivesampling untuk pengambilan responden. Responden dalam penelitian ini adalah tenaga medis dannon medis (dokter, perawat IGD, petugas pendaftaran, petugas pelaporan, dan Kepala BagianRekam Medis. Metode pengambilan data dengan menggunakan studi dokumentasi, observasi, danwawancara.Hasil : Pelaksanaan pendokumentasian data sosial dan medis pasien korban Bencana MerapiTahun 2010 dilaksanakan di IGD RSU Kabupaten Magelang dengan mendatangi pasien yangsedang diperiksa. Penanganan utama adalah pemeriksaan pasien terlebih dahulu kemudian datasosial dan data medis segera dicatat pada rekam medis gawat darurat di Lembar Kartu Pengobatansetelah pemeriksaan pasien selesai. Faktor-faktor penyebab ketidakterisian data pasien yaitu faktortidak adanya informasi yang didapat, faktor lembar khusus bencana yang tidak ada, faktorprosedur tetap mengenai pendokumentasian data sosial dan data medis pada rekam medis gawatdarurat kasus Bencana Merapi Tahun 2010 yang belum ada di RSU Kabupaten Magelang.Rancangan formulir rekam medis bencana yang terpilih adalah alternatif satu (tujuh responden)dan alternatif 3 (dua responden). 2013-04-24T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 FIKI 2013 https://publikasi.dinus.ac.id/index.php/fiki2013/article/view/527 Sistem Informasi Rumah Sakit: Kemana arah penggunaanya? 2013-06-25T08:58:36+00:00 Guardian Y. Sanjaya gysanjaya@gmail.com Latar Belakang: Mengetahui seberapa jauh adopsi teknologi informasi di fasilitas pelayanan merupakan sebuah tantanganbesar di Indonesia. Fakta menunjukkan beberapa rumah sakit sudah menggunakan atau mulai menggunakan teknologiinformasi dalam pelayanan kesehatan.Metode:Survey terhadap penggunaan sistem informasi di rumah sakit dilakukan pada pertemuan antar rumah sakit diSemarang dengan menggunakan instrumen modifikasi dari beberapa referensi.Hasil: Walaupun jumlah sampel rumah sakit hanya sedikit (23 rumah sakit), dapat dilihat bahwa rumah sakit baik pemerintahdan swasta dengan berbagai tipe yang ada fokus pada penggunaan sistem informasi untuk fungsi administrasi. Praktis secarainfrastruktur, mengikuti dari kebutuhan rumah sakit secara internal. Beberapa rumah sakit sudah mulai memperluas cakupansistem informasi untuk mendukung pelayanan unit-unit penunjang seperti laboratorium, radiologi dan farmasi. Masih sedikitrumah sakit yang mengupayakan pertukaran data elektronik antar penyedia layanan kesehatan. Aspek keamanan data jugamasih belum banyak dipertimbangkan secara serius. Komparasi berdasarkan kelompok rumah sakit tertentu menunjukkanbahwa rumah sakit pusat dan rumah sakit tipe A cendrung memiliki indeks adopsi sistem informasi yang lebih tinggi.Simpulan: Beberapa hambatan dalam mengadopsi sistem informasi terutama ketersediaan infrastruktur secara menyeluruh.Hasil survey mengesankan bahwa tren pengembangan sistem informasi di Indonesia masih terus berkembang. Hal ini terlihatdari pola adopsi sistem informasi di rumah sakit yang masih bervariasi satu sama lainnya dan adanya kecendrunganpengembangan sistem ke arah fungsi klinis setelah fungsi administrasi terpenuhi. 2013-04-24T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 FIKI 2013 https://publikasi.dinus.ac.id/index.php/fiki2013/article/view/528 Pencatatan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak: Studi Waktu Bekerja Bidan Desa 2013-06-25T09:00:46+00:00 Sunarwan Sunarwan example@example.com Latar Belakang: Surveilans dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak denganpemanfaatan PWS KIA berfungsi sebagai alat monitoring kesehatan yangbanyak diperankan oleh bidan desa. Dalam kenyataannya aliran informasi PWSKIA tidak berjalan dengan baik dikarenakan berbagai permasalahan. Namundemikian sedikit informasi aktivitas yang dilakukan bidan terkait tugas danfungsinya di desa, terutama dalam pengelolaan informasi KIA. Untukmendiskripsikan penggunaan waktu bekerja bidan desa.Metodologi: Penelitian deskriptif kualitatif dengan melibatkan 34 bidan yangbekerja dan tinggal di desa. Sebuah log book dibagikan ke masing-masing bidanuntuk diisi aktivitas yang dilakukan selama 1 bulan .Hasil :Dari 34 log book yang dicatat, rata-rata bidan mencatat aktivitas hariannyaantara 14 sampai 30 hari dengan penggunaan waktu rata-rata 2.607 menit perorang). Waktu terbanyak digunakan untuk pelayanan KIA di Polindes sebanyak57,8%, pelayanan kunjungan rumah 16,5%, waktu untuk pelayanan medis nonKIA 36,7%, waktu untuk dokumentasi kegiatan 6,0%.Kesimpulan: Porsi waktu kegiatan pencatatan dan pelaporan bidan desa sangatkecil. 2013-04-24T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 FIKI 2013 https://publikasi.dinus.ac.id/index.php/fiki2013/article/view/529 REKAM MEDIS ELEKTRONIK TIDAK MENJAMIN KELENGKAPAN DOKUMENTASI KESEHATAN PASIEN 2013-06-25T09:01:40+00:00 Mamik Endang Ekawati example@example.com Latar belakang: Rekam medis elektronik menjadi komponen integral daripelayanan kesehatan dan sesegera mungkin akan menggantikan rekam medisberbasis kertas.Rekam medik elektronik(RME) memiliki fungsikuatmenyediakan informasi klinis pasien.Metode : Penelitian ini dilakukan dengan mengolah rekam medis elektronik (RME) dari20 puskesmas mulai bulan Juli 2011 sampai dengan Agustus 2012 yang telah tersimpandalam server Dinas Kesehatan Kabupaten Nganjuk. Database RME dengan MicrosoftAcces 2003 dilaporkan puskesmas setiap bulan ke Dinas Kesehatan.Hasil: Rekam medis elektronik merupakan sistem yang dapat memfasilitasiworkflow klinisi dan meningkatkan kualitas pelayanan dan keselamatan pasien.Namun dari database 20 puskesmas mulai bulan Juli s/d November 2011memperlihatkan bahwa ada ketidaklengkapan data rekam medis elektronik (RME)sebesar 50,12%.Dengan rincian kondisi umum tidak diisi = 15,55%,pemeriksaan fisik tidak diisi = 36,92%, diagnosis tidak diisi = 3,10%, dan28,12% resep tidak didokumentasi dalam RME serta hasil laborat tidak diisi =61,99%.Simpulan: Penggunaan rekam medis elektronik belum mampu menjaminkelengkapan data kesehatan pasien. 2013-04-24T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 FIKI 2013