Integrasi Data pada Heterogenitas Sumber Data Kunjungan Rawat Jalan di Puskesmas D.I.Yogyakarta
Authors
Ani Roswiani
Dinas Kesehatan D.I.Yogyakarta, Yogyakarta 55244
Abstract
Latar Belakang: Bagi Provinsi D.I.Yogyakarta, adalah sebuah peluang untuk mengintegrasikan datakunjungan rawat jalan di Puskesmas sampai di tingkat pusat, karena saat ini, seluruh puskesmas sudahmemiliki sistem informasi puskesmas (SIMPUS) yang secara operasional sudah menjalankan sistempencatatan kunjngan rawat jalan secara terkomputerisasi. Meskipun demikian, ada tantangan tersendirikarena dari seluruh puskesmas yang ada, SIMPUS yang dimiliki dikembangkan oleh vendor yang berbeda-beda. Dengan menetapkan dataset standar, maka dimulailah upaya untuk integrasi data tersebut.Metode Penelitian: Mekanisme alur data pada integrasi data di D.I.Yogyakarta dimulai dari puskesmasyang bertugas mengirimkan dataset standar ke kabupaten/kota dan provinsi, selanjutnya data dikumpulkandi tingkat kabupatan/kota dan tingkat provinsi. Di tingkat kabupaten/kota dan provinsi, data dari seluruhpuskesmas diolah menjadi laporan sesuai kebutuhan pengguna di internal Dinas Kesehatan. Di tingkatprovinsi data dikonversi menjadi dataset minimal versi Pusdatin Kementrian Kesehatan yang siap dikirimke Kementrian Kesehatan.Hasil :Permasalahan teknis yang paling mendasar dari integrasi ini adalah bagaimana meghasilkandataset standar di puskesmas mengingat aplikasi SIMPUS yang ada dikembangkan oleh vendor yangberbeda-beda. Solusi yang dilakukan di D.I.Yogyakarta adalah dengan menciptakan sebuah tools yangdiinstal di masing-masing puskesmas. Tools yang diberi nama Lappus (singkatan dari laporan puskesmas)ini dikembangkan tidak saja untuk menggenarate dataset standar yang nantinya akan dikirimkan kekabupaten/kota/provinsi, namun juga diciptakan agar petugas di puskesmas bisa mendulang informasilebih banyak dari database SIMPUS. Keunggulan lain dari Lappus ini adalah bersifat luwes karena bisadicostumisasi sehingga bisa diterapkan di aplikasi SIMPUS apapun.Simpulan: Integrasi data sudah bisa dilakukan di tingkat kabupaten/kota dan provinsi meskipun sumberdata bersifat heterogen. Integrasi data yang dilakukan mendukung integrasi data tingkat nasional karenabisa menghasilkan dataset minimal versi Pusdatin Kementrian Kesehatan.