PEMETAAN IDEOLOGI PERFORMATIF DAN REPRESIF DALAM VIDEO DOKUMENTER DI KANAL YOUTUBE: SEBUAH PERSPEKTIF MULTIMODALITAS BUDAYA KOTA LASEM

Authors

DOI:

https://doi.org/10.33633/andharupa.v8i01.4727

Abstract

AbstrakPenanaman akulturasi budaya di Pulau Jawa telah terjalin sejak 600 tahun silam dan tertuang dalam video dokumenter. Dokumentasi dari sejumlah perspektif komunikator disampaikan dengan menggunakan teknik visual yang berbeda. Khalayak yang menerima video dokumenter kemudian memperluas pengetahuan mereka berdasarkan perspektif tertentu. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan persatuan budaya di Kota Lasem, Jawa Tengah, melalui dua video dokumenter dari akun IndonesiaKaya dan Klenteng Lasem yang ditayangkan di kanal Youtube. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif konstruktivis dengan metode analisis diskursus multimodalitas. Elemen teori yang digunakan adalah metafora visual dan performa kultural. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat persamaan dan perbedaan ideologi performatif dan represif sineas komunikator kedua akun Youtube dalam menyampaikan pesan pelestarian budaya Lasem kepada khalayak. Persamaan tersebut terdapat dalam penayangan sinergisitas visual yang membahas klenteng Gie Yong Bio sebagai pusat pelestarian sejarah Lasem. Sementara perbedaannya terdapat dalam ideologi yang digunakan untuk menyampaikan makna kepada khalayak. Akun IndonesiaKaya menggunakan ideologi performatif budaya dalam penyampaian pesannya. Sementara akun Klenteng Lasem menggunakan ideologi sejarah penjajahan pemerintahan VOC terhadap rakyat Pulau Jawa dari cuplikan film. Kata Kunci: analisis teks, budaya, dokumenter, Lasem, multimodalitas AbstractAcculturation of Javanese cultures has been planted around 600 years ago and was delivered through a documentary. Communicator’s perspective is built through documentation and distributed in form of video. Audiences receiving the documentary video will then be able to expand their knowledge through a specific perspective. The purpose of this research is to find out how documentary proves a unity of differing cultures in Lasem City, Central Java, from 2 different accounts, which is IndonesiaKaya and Klenteng Lasem. The research is conducted in qualitative method with constructivist paradigm, as well as multimodality discourse analysis technique. The mapping of visual metaphor theory and cultural performance theory is used in this research. It is discovered in the research that the two accounts have their similarity and difference in two account’s communicator ideology to inform audience about conserving Lasem’s culture. The similarity lies within the visual synergy that discusses Gie Yong Bio Temple as Lasem’s history conservation center. The difference is the ideology, both performative and repressive, of the two accounts to create meaning to audience, where IndonesiaKaya account used cultural performance to deliver their ideology, while Klenteng Lasem account used Javanese’s suffering from VOC’s colonialism from a film’s cutscene to construct audience’s ideology.  Keywords: culture, documentary, Lasem, multimodality, text analysis

Author Biographies

Harry Harry, Universitas Bunda Mulia, Banten

Harry, S.Sn., M. IKom. memperoleh gelar sarjana bidang DKV Animasi di BINUS University Alam Sutera pada tahun 2020. Tahun 2021, Harry menyelesaikan studi Magister di bidang Ilmu Komunikasi. Studi yang ditekuni Harry terdapat dari studi komunikasi media dan desain komunikasi visual.

Rustono Farady Marta, Universitas Satya Negara Indonesia

Dr. Rustono Farady Marta, S.Sos., M.Med.Kom. (???) atau yang akrab dipanggil "Frad" memperoleh gelar sarjana di bidang Ilmu Komunikasi dari Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, kemudian menyelesaikan gelar Magister Media dan Komunikasi di Universitas Airlangga. Prestasi di bidang penelitian telah terukir ketika memenangkan Terbaik III pada ajang Indonesia Media Research Awards and Summit (IMRAS) pada 2014 (kategori media sosial) dan tahun 2015 (kategori media daring). Pada tahun 2016 menerima Beasiswa Menulis Ilmiah Populer bagi Dosen Peneliti dari Tempo Institute, sedangkan 2017 diberikan untuk Hibah Penelitian Disertasi oleh Kemenristek-DIKTI untuk menyelesaikan studi Doktor Ilmu Komunikasi di Universitas Indonesia. Selanjutnya, Frad juga terpilih sebagai 10 peraih proposal penelitian terbaik oleh Komisi Pemberantasan Korupsi Nasional pada tahun 2018. Spesialisasi Frad adalah kajian identitas dan media komunikasi, kegiatan sehari-hari dijalani sebagai pengajar di Program Studi Magister Ilmu Komunikasi Universitas Bunda Mulia. Hal lain yang berkaitan dengan rekam jejak penelitian dapat disimak secara lengkap melalui beberapa identitas akademisi SINTA ID : 259075, Scopus Author ID: 57209452707, Google Cendekia: https://scholar.google.co.id/citations?hl=id&user=FhIdteAAAAAJ, dan ORCiD (BASE & CrossRef): http://orcid.org/0000-0002-2282-4081.

Muhammad Bahruddin, Universitas Dinamika, Jawa Timur

Muh. Bahruddin adalah Dosen Media dan Komunikasi di fakultas Desain dan Industri Kreatif, program studi Desain Komunikasi Visual, Universitas Dinamika. Saat ini sedang menempuh pendidikan S3 Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia. Bidang kajian penelitianya mencakup media studies, komunikasi, religious film, dan komunikasi visual.

Nurlina Bangun, Institute of Social and Political Sciences Jakarta

Dra. Nurlina Bangun, Msi. is the Head of the Public Relation Concentration, Faculty of Communication Sciences, Jakarta Institute of Social and Political Sciences. Research Interset is in the field of public relations and communication studies

Laurencia Steffanie Mega Wijaya Kurniawati, Universitas Satya Negara Indonesia

Laurencia Steffanie Mega Wijaya Kurniawati, S.I.Kom., M.I.Kom. starting her career from being a honorary radio announcer, to a commercial radio producer, as well as having streaming radio inline with her field of study in broadcasting for the bachelor degree at Unviersitas Bunda Mulia. Born in the city with the slogan of Tanah Select Pesako Bethuah on September 8, 1996 with a friendly call as "Lauren", she started her education at Adhyaksa 1 Elementary School in Jambi and ended up at the junior high school level within the same school. She was allowed to become a finalist in the Mathematical Olympiad in the Province of Jambi. Then she continued her high school education at Bina Kasih Christian High School. Currently in the final period of study at the Master's Degree of Communication Science Universitas Bunda Mulia. In addition to her interest in broadcasting and some of the above experiences, she continued to strive for success in becoming an entrepreneur, as well as devoting her life in the world of academia

References

Antameng, M. D. (2020). Deradikalisasi Konflik Agama Mayoritas (Islam)-Minoritas (Kristen) Di Indonesia. PSALMOZ, 1, 77–88.

Assyaukanie, L. (2018). Akar-Akar Legal Intoleransi dan Diskriminasi di Indonesia. Maarif, 13(2), 27–42.

Dimitriadis, G. (2020). Immersion Through Culture: Representations of the “Day of the Dead” in Film. Revista Canaria de Estudios Ingleses, 81, 61–78.

Fajri, N. C. (2020). Dualisme citra sedulur sikep dalam film dokumenter: analisis film “samin vs semen” dan “sikep samin semen.” MEDIASI - Jurnal Kajian Dan Terapan Media, Bahasa, Komunikasi, 1(2), 124–135.

Fauzi, E. P., & Fasta, F. (2020). Modern Muslimah in Media : A Study of Reception Analysis in " Saliha " Program on NET TV. ASPIRATION Journal, 1(November), 135–162. http://www.aspiration.id/index.php/asp/article/view/19/28

Fensi, F. (2019). Paradoxic Language “Cebong-Kampret” in Facebook as a Mirror of The Political Language of Indonesia. Bricolage : Jurnal Magister Ilmu Komunikasi.

Harry, H., Marta, R. F., & Briandana, R. (2021). Memetakan Tautan Budaya Lasem melalui Dokumenter Net . Biro Jawa Tengah dan MetroTVNews. ProTVF, 5(2), 227–246.

Harsanto, P. W. (2015). Gaya Hidup Modern dan Iklan (Budaya Makan Mi Instan sebagai Identitas). Imaji.

Hong, X., & Duan, C. (2020). The Construction of Sichuan Image under Multimodal Visual Grammar—Taking the Documentary “Aerial China (Sichuan)” as an Example. Open Journal of Social Sciences, 08(12), 108–120.

Ilenia, O. F. (2018). Diskriminasi terhadap Kaum Minoritas Mencoreng Wajah Demokrasi Tanah Air Ditinjau dari Teori Pancasila sebagai Filsafat. INA-Rxiv Papers.

Jatmiko, M. I. (2019). Hibridisasi Masyarakat Tionghoa di Kecamatan Lasem Pasca-Reformasi. Umbara, 4(2), 101.

Kishore, S., & Stiff, A. (2020). Co-constructed Documentary Film: collaboration, dialogue, and performance in researching gender and contemporary art in Vietnam. Feminist Media Studies, 00(00), 1–19.

Littlejohn, S. W., & Foss, K. A. (2009). Encyclopedia of Communication Theory. Sage Publications.

LSI, L. S. I. (2019). Tantangan Intoleransi dan Kebebasan Sipil serta Modal Kerja pada Periode Kedua Pemerintahan Joko Widodo. Survei LSI, 1(1), 69. http://www.lsi.or.id/file_download/175

Mahlil, M. (2020). Film Bernuansa Budaya Aceh sebagai Media Dakwah (Analisis Semiotika Pada Film Dokumenter Dalae dan Film Dokumenter Beut Ba’da Meugreb Produksi Aceh Documentary Banda Aceh). Jurnal AL-IJTIMAIYYAH: Media Kajian Pengembangan Masyarakat Islam, 6(1), 107–131.

Marta, R. F. (2017). Refleksi Hibriditas Budaya dalam Pancasila pada Realitas dan Media sebagai Identitas Bangsa. Bricolage: Jurnal Magister Ilmu Komunikasi, 3(01), 1–12.

Marta, R. F. (2018). Polemik Kebhinnekaan Indonesia Pada Informasi Instagram @Infia_Fact Terkait Patung Kwan Sing Tee Koen Tuban. Bricolage: Jurnal Magister Ilmu Komunikasi, 3(02), 63–71.

Medeiros, P. M. de, & Gomes, I. M. D. A. M. (2020). Persuasion Through Visual Metaphors: an Analysis of Non-photographic Resources in Environmental Documentaries. Interin, 25(1), 6–26.

Mliless, M., & Azzouzi, L. (2020). Environmental Discourse in Moroccan Eco-documentary: The decryption of Scientists’ Narratives. International Journal of Language and Literary Studies, 2(1), 199–217.

O’Halloran, K. L. (2011). Multimodality Discourse Analysis. In Continuum Companion to Discourse Analysis (pp. 120–137). K. Hyland and B. Paltridge. http://multimodal-analysis-lab.org/_docs/pubs14-OHalloran%28in press 2011%29-Multimodal_Discourse_Analysis.pdf

Perdana, D. D. (2020). Reception Analysis of Related Audience by Watching “Sexy Killers” the Documentary Film. Advances in Social Science, Education and Humanities Research, 423(October 2019), 86–98.

Peterson, M., Wise, K., Lindgren, R., Cox, D., & Mathayas, N. (2015). Understanding and Implementing Visual Metaphor. Illinois Learning Sciences Design Initiative, 1(1), 1–33. http://textimage.org/indices/pdf/Understanding-Visual-Metaphor.pdf

Premaratna, N. (2021). Dealing With Sri Lanka’s Demons: Using Documentary Film for Peacebuilding. Journal of Peacebuilding & Development, 16(1), 39–54.

Samiaji, A., Bahruddin, M., Harry, H., & Hidayat, E. (2022). Nation Branding Construction and Public Diplomacy from @america in Muslim Community of Indonesia. Medium Jurnal Ilmiah Fakultas Ilmu Komunikasi, 9(1), 276–290.

Setiawan, I. N. A. F., Adnyana, I. N. W., & Aditama, P. W. (2021). Fenomena Pertanian Di Desa Celuk Buruan Bali Dalam Media Dokumenter. ANDHARUPA: Jurnal Desain Komunikasi Visual & Multimedia, 7(01), 44–58.

Setiono, B. G. (2008). Tionghoa Dalam Pusaran Politik. TransMedia.

Soewardikoen, D. W., & Fauzy, M. T. (2020). Perangkap Visual Iklan Pop Up Di Smartphone. ANDHARUPA: Jurnal Desain Komunikasi Visual & Multimedia, 6(02), 135–146.

Sulistiyawati, P. (2018). Analisis Semiotika Makna Pesan pada Iklan Axis Versi “Iritologi – Menatap Masa Depan.” ANDHARUPA: Jurnal Desain Komunikasi Visual & Multimedia.

Umarela, F. H., Dwityas, N. A., & Zahra, D. R. (2020). Representasi ideologi supremasi kulit putih dalam iklan televisi. ProTVF, 4(1), 64.

Downloads

Published

2024-07-03

Issue

Section

Articles